Jakarta (Antaranews Jateng) - Novel "Nayla" versi bahasa Inggris karya Djenar Maesa Ayu, dan silent comic "Gugug!" karya illustrator Muhammad Taufiq atau yang lebih dikenal dengan nama Emte diriilis di Ubud Writers & Readers Festival 2018, Kamis (25/10).
"Nayla" adalah novel pertama Djenar Maesa Ayu. Pertama kali diterbitkan pada 2005, novel ini berkisah tentang cinta yang terdistorsi antara manusia dalam setiap wujud relasinya, antara sesama, antara laki-laki dan perempuan, antara ibu dan anak.
Baca juga: Akting bagi Djenar Maesa Ayu
Dengan tetap mempertahankan inovasi dalam gaya bercerita khas Djenar yang kontroversial, novel ini mampu menunjukkan wujud lain proses kreatif seorang penulis. Penerjemahan Nayla ke dalam bahasa Inggris dilakukan oleh Sebastian Partogi.
Sementara, "Gugug!" menceritakan petualangan seekor anjing yang mengarungi kehidupan sebuah kota besar. Di dalam komik tanpa dialog ini, Emte menunjukkan banyak hal yang terpinggirkan dalam hierarki kehidupan urban, seperti permukiman kumuh dan komunitas jalanan.
Kemampuan Emte memotret hal-hal yang luput dari perhatian banyak orang, kemudian menjalinnya menjadi sebuah cerita komik, menjadikan Gugug! sebagai salah satu referensi kehidupan sosial masyarakat masa kini, dilihat dari sudut panjang seorang komikus.
Baca juga: Intip secuplik daftar pembicara Ubud Writers & Readers Festival 2018"Nayla" adalah novel pertama Djenar Maesa Ayu. Pertama kali diterbitkan pada 2005, novel ini berkisah tentang cinta yang terdistorsi antara manusia dalam setiap wujud relasinya, antara sesama, antara laki-laki dan perempuan, antara ibu dan anak.
Baca juga: Akting bagi Djenar Maesa Ayu
Dengan tetap mempertahankan inovasi dalam gaya bercerita khas Djenar yang kontroversial, novel ini mampu menunjukkan wujud lain proses kreatif seorang penulis. Penerjemahan Nayla ke dalam bahasa Inggris dilakukan oleh Sebastian Partogi.
Sementara, "Gugug!" menceritakan petualangan seekor anjing yang mengarungi kehidupan sebuah kota besar. Di dalam komik tanpa dialog ini, Emte menunjukkan banyak hal yang terpinggirkan dalam hierarki kehidupan urban, seperti permukiman kumuh dan komunitas jalanan.
Kemampuan Emte memotret hal-hal yang luput dari perhatian banyak orang, kemudian menjalinnya menjadi sebuah cerita komik, menjadikan Gugug! sebagai salah satu referensi kehidupan sosial masyarakat masa kini, dilihat dari sudut panjang seorang komikus.
“Kami bangga terjemahan Nayla dan juga Gugug! bisa ikut mewarnai Ubud Writers & Readers Festival tahun ini. Harapannya, kedua karya ini dapat diapresiasi oleh lebih banyak pembaca dari publik internasional, sehingga dapat memerlihatkan keberagaman kisah dan warna kehidupan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia,” ujar Dionisius Wisnu, Public Relations Gramedia Pustaka Utama, dalam siaran pers, Jumat.
Ubud Writers & Readers Festival 2018 menghadirkan beberapa penulis Gramedia Pustaka Utama sebagai pembicara, di antaranya adalah Aan Mansyur, Agustinus Wibowo, Avianti Armand, penulis Singapura Clarissa Goenawan, penulis Hongaria Ferenc Barnás, Gratiagusti Chananya Rompas, dan Norman Erikson Pasaribu.
Tahun ini, penyair Sapardi Djoko Damono terpilih menerima penghargaan UWRF Lifetime Achievement Award 2018 yang penanugerahannya telah dilaksanakan pada malam pembukaan (24/10) lalu.(Editor : Suryanto).