Magelang (Antaranews Jateng) - Beberapa negara tetangga sudah melirik sekolah lapang iklim (SLI) yang diselenggarakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) karena manfaatnya besar sekali bagi para petani, kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal.
"Beberapa negara sudah melirik SLI, belum lama ini kami diminta mengadakan pelatihan di Timor Leste, kemudian dari UNESCO bulan Mei lalu juga ngundang kami ke Pakistan untuk menularkan pengetahuan tentang iklim," katanya di Magelang, Sabtu.
Ia menyampaikan hal tersebut pada penutupan SLI tahap 3 di Desa Pakunden, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang.
Ia mengatakan berbicara tentang perubahan iklim ini masalah global, yang terkena dampaknya bukan hanya Indonesia, tetapi seluruh masyarakat di jagat raya ini.
Ia menuturkan salah satu yang terkena dampak perubahan iklim adalah di sektor pertanian, oleh karena itu kalau tidak ditambah pengetahuan masalah iklim, petani bisa salah menanam sehingga akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan.
Ia mengatakan SLI merupakan suatu kegiatan interaktif menggunakan metode belajar sambil praktik.
Menurut dia, dengan kegiatan SLI, BMKG ingin menyosialisasikan pentingnya informasi iklim dalam mendukung kegiatan pertanian di Indonesia.
Kegiatan SLI merupakan cara BMKG sebagai penyedia informasi dan petani sebagai pengguna berinteraksi melalui penyuluh petani lapangan.
Pelaksanaan SLI terdiri atas tiga tahap, yakni SLI tahap 1 untuk para pemangku kebijakan daerah terkait pertanian, SLI tahap 2 untuk penyuluh pertanian, dan SLI tahap 3 untuk kelompok tani dan petani dengan melaksanakan budi daya pertanian selama 1 musim tanam.
Ia menuturkan dari beberapa kegiatan SLI tahap 3 menunjukkan peningkatan produksi dengan persentase hingga 30 persen dibanding rata-rata produksinya.
"Hal ini menunjukkan dengan adanya kegiatan SLI pada aktivitas kelompok tani yang telah mendapatkan pemahaman informasi iklim dan memanfaatkan produk informasi iklim dapat meningkatkan produktivitas pertanian," katanya.
Pada kegiatan SLI tahap 3 di kabupaten Magelang 2018 diikuti oleh kelompok tani unggulan yang ada di Kecamatan Ngluwar sebanyak 25 orang bertempat di Desa Pakunden dengan varietas yang digunakan adalah padi mentik susu.
Berdasarkan ubinan yang dilakukan oleh BPS Kabupaten Magelang dari hasil SLI tahap 3 di Magelang rata-rata produktivitas 6,9 ton per hektare atau lebih besar dibanding rata-rata kabupaten selama ini hanya 6,2 ton per hektare.
Berita Terkait
Ratusan sekolah di Kabupaten Demak terdampak banjir
Kamis, 21 Maret 2024 19:18 Wib
Pemkab Batang rekomendasikan dua sekolah belajar daring karena banjir
Jumat, 15 Maret 2024 22:37 Wib
Pemkab Demak berikan peralatan sekolah untuk siswa terdampak banjir
Kamis, 14 Maret 2024 14:30 Wib
Kegiatan belajar sekolah di Demak terdampak banjir kembali aktif
Selasa, 5 Maret 2024 7:32 Wib
1.712 siswi SD/MI di Keresidenan Pati ikuti kompetisi sepak bola putri
Minggu, 3 Maret 2024 6:21 Wib
Siswa sekolah dasar belajar seni ecoprint
Sabtu, 2 Maret 2024 16:53 Wib
Polres Batang ungkap kasus pencurian barang elektronik di 11 sekolah
Jumat, 1 Maret 2024 17:27 Wib
Pemkab Banyumas tambah unit sekolah baru
Rabu, 28 Februari 2024 21:49 Wib