Purwokerto (Antaranews Jateng) - Pakar pertanian dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah, Prof. Totok Agung Dwi Haryanto mengimbau petani menggunakan metode "Superbodi" untuk menanam kedelai.
"Menanam kedelai musim kemarau atau musim tanam ketiga memungkinkan sekali dilakukan walaupun tidak ada air. Teknologi atau metode yang digunakan adalah `Superbodi`, yakni dengan memasukkan biji kedelai di pertengahan bonggol tanaman padi yang sudah dipanen," katanya di Purwokerto, Jumat.?
Ia mengatakan cara menanam kedelai dengan metode "Superbodi" dilakukan dengan memangkas jerami sisa tanaman padi hingga tersisa bonggolnya dengan tinggi tidak lebih dari 3 centimeter.
Setelah itu, kata dia, bagian tengah bonggol ditugal untuk membuat lubang tanam dan selanjutnya dua biji kedelai dimasukkan ke dalam lubang tanam tersebut.
"Kemudian lahan ditutup jerami. Akar dan bonggol sisa tanaman padi menyediakan kelembaban yang cukup untuk perkecambahan biji kedelai dan pertumbuhan tanaman kedelai sampai panen," katanya.
Menurut dia, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh petani, antara lain pembuatan lubang tanam dan saat tanam harus dekat dengan waktu panen padi, yakni paling lama dua hari dan lahan dalam keadaan kering.
"Hal itu mengandung maksud agar tanah dan bonggol padi belum telanjur kering," tambahnya.
Selain itu, kata dia, petani saat menanam harus memprediksi tanaman kedelai tersebut dapat dipanen sebelum musim hujan.
Ia mengatakan jika waktu panen kedelai sudah memasuki musim hujan, dapat dipastikan akan gagal panen.
Oleh karena itu, lanjut dia, petani dianjurkan menggunakan varietas kedelai umur genjah.
"Apabila sudah telanjur tanam dan saat panen ternyata turun hujan (masuk musim hujan), maka perlu dibuat saluran drainase agar air tidak sampai menggenang," katanya.
Lebih lanjut, Totok mengatakan petani seoptimal mungkin harus melakukan pengendalian gulma untuk mengurangi persaingan hara dan cahaya matahari.
Menurut dia, keuntungan dari teknologi atau metode "Superbodi" adalah tanaman kedelai tidak perlu dipupuk karena masih dapat menggunakan sisa pupuk yang diberikan terhadap tanaman padi sebelumnya.
"Penanaman kedelai ini juga tidak mengganggu IP (Indeks Pertanaman) tanaman padi yang biasa diperoleh petani karena memanfaatkan waktu kosong.?Keuntungan lain yang diperoleh adalah tanaman kedelai memutuskan siklus hama dan penyakit tanaman padi," katanya.
Selain itu, kata dia, tanaman kedelai dapat menyuburkan lahan sawah karena bintil akar kedelai mampu menyuplai unsur hara nitrogen ke dalam tanah.
Berita Terkait
Rektor: Unnes terus tingkatkan pelayanan akademik dan non-akademik
Sabtu, 4 Mei 2024 9:04 Wib
Kebijakan publik dan pembangunan harus terintegrasi lingkungan
Sabtu, 27 April 2024 9:59 Wib
Ketua Muda Tata Usaha Negara MA dapat gelar profesor dari Undip
Minggu, 21 April 2024 6:12 Wib
Rektor Unissula dorong penyelesaian banjir menyeluruh
Kamis, 21 Maret 2024 22:00 Wib
Marak perang sarung, ini tanggapan akademisi UIN Prof KH Saifuddin Zuhri
Senin, 18 Maret 2024 16:32 Wib
Wisuda USM, Prof Dharto: Tekun, teken, "tekan" jadi kunci sukses
Kamis, 7 Maret 2024 14:06 Wib
Prof. Nizar resmi jabat Rektor UIN Walisongo periode 2024--2026
Jumat, 1 Maret 2024 14:15 Wib
Dialog 5 Rektor di USM, Prof Dharto: PT bisa jadi pelita dari kegelapan
Kamis, 8 Februari 2024 8:20 Wib