Jakarta, ANTARA JATENG - Ketua MPR, Zulkifli Hasan, meminta seluruh
masyarakat tidak berutang budi terhadap siapa pun calon pemimpin
legislatif maupun eksekutif.
"Kalau dikasih sembako terima, halal, dikasih sarung terima,
dikasih uang terima, tapi jangan pernah utang budi," kata dia, di sela
rangkaian kunjungan kerja sosialisasi empat pilar di Sumenep, Pulau
Madura, Jawa Timur, Senin.
Dia menegaskan dalam memilih pemimpin masyarakat harus
berdaulat, yakni memilih sesuai hati nurani, dengan mempelajari latar
belakang pemimpin itu terlebih dahulu.
"Pilih dengan berdaulat. Lihat siapa dia, kira-kira dia merampok
uang rakyat atau tidak kalau sudah terpilih," kata Hasan.
Ketua umum DPP Partai Amanat Nasional itu menyesalkan maraknya
kepala daerah yang terlibat korupsi. Hal ini menurut dia, disebabkan
segala hal dinilai dengan uang.
"Kemarin (ditangkap KPK) ada wali kota, kemarinnya lagi ada wali
kota lagi, kemarinnya lagi bupati, kemarinnya lagi gubernur, kemarinnya
lagi bupati, kemarinnya lagi anggota DPR, habis kita. Ini karena semua
dinilai dengan uang," sesal Hasan.
Dia mengatakan segala sesuatu yang diperoleh dari hasil sogok
menyogok niscaya tidak akan memperoleh keberkahan dari langit dan bumi.
"Kalau sogok menyogok, keberkahan dari langit dan bumi tidak akan
datang. Kalau praktik ini tidak diakhiri saya khawatir kita tidak akan
punya nilai-nilai lagi, dan tinggal menunggu kehancuran," kata dia.
Dia mengingatkan korupsi adalah musuh terbesar kemanusiaan. Korupsi pula yang menghancurkan kerajaan besar jaman dulu.
"Korupsi akan menghancurkan negara meski negara itu kaya. Korupsi
menghancurkan moral. Cara mengakhirinya sederhana, jangan utang budi
terhadap calon pemimpin," kata dia.