Semarang, ANTARA JATENG - Pemerintah melalui Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) harus melakukan standardisasi keamanan siber, khususnya bagi intansi negara, perbankan, dan sektor strategis lainnya, guna memastikan keamanan bagi masyarakat, kata pakar keamanan siber Pratama Persadha.
"Apalagi, hasil survei menunjukkan bahwa kesadaran untuk mem-`backup` datanya masih tergolong cukup rendah, yakni sekitar 60 persen responden menjawab tidak membuat cadangan data, sementara mereka yang mem-`backup` data sebanyak 40 persen," katanya kepada Antara di Semarang, Jumat malam.
Pratama yang juga Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikas (CISSReC) mengemukakan hal itu ketika dikonfirmasi hasil survei Communication and Information System Security Research Centre (CISSReC) terhadap 400 responden di sembilan kota.
Pengambilan data survei di DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Kota Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Makasar, dan Bali itu pada 1 hingga 9 juni 2017, kata Pratama, menggunakan metode "stratified multistage random sampling".
"Jumlah sampel dalam survei ini adalah 400 responden dengan `margin of error plus minus` 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," kata pria kelahiran Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah itu.
Menyinggung hanya 33 persen dari responden melakukan "setting" PC dan laptop Windows sebagaimana anjuran Kemenkominfo terkait dengan peretasan luar biasa oleh ransomware Wannacry beberapa waktu lalu, sementara 67 persen tidak mengikutinya, Pratama menegaskan bahwa pemerintah melalui BSSN wajib mendorong edukasi keamanan siber di tengah masyarakat.
Hal itu mengingat masyarakat di kota besar memiliki kesadaran akan risiko keamanan siber. Namun, menurut Pratama, belum diikuti dengan langkah preventif oleh masyarakat itu sendiri.
Di sisi lain ada kekhawatiran pengguna layanan internet terhadap ketidakamanan SMS/internet banking di Indonesia. Akan tetapi, lanjut dia, tidak diikuti dengan kesadaran untuk mendalami lebih lanjut mengenai regulasi yang mengatur perlindungan data pribadi.
Pratama yang pernah sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Pengamanan Sinyal Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) memandang perlu adanya pendekatan kultural dengan memasukkan pendidikan keamanan siber sejak dini.
Berita Terkait
Unsoed bakal lengkapi Fakultas Teknik dengan fasilitas kesehatan
Senin, 13 Mei 2024 22:57 Wib
Statistik Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan, prediksi pemain kedua tim
Senin, 29 April 2024 15:56 Wib
Polri klaim pemberantasan narkoba didukung teknologi mumpuni
Rabu, 20 Maret 2024 10:24 Wib
Pakar : Lembaga Perlindungan Data Pribadi perlu segera dibentuk
Selasa, 12 Maret 2024 10:50 Wib
KPP Pratama Surakarta imbau masyarakat sampaikan SPT tepat waktu
Sabtu, 24 Februari 2024 7:45 Wib
Seleksi terbuka sejumlah jabatan tinggi di Pemkot Surakarta
Jumat, 23 Februari 2024 17:13 Wib
KPP Pratama Surakarta buka Pojok Pajak di seluruh kelurahan
Sabtu, 17 Februari 2024 17:07 Wib
Pakar: Sirekap harus diperkuat untuk jaga suara rakyat
Selasa, 13 Februari 2024 8:34 Wib