Jakarta, ANTARA JATENG - Facebook, yang membeli WhatsApp pada 2014, dalam
negoisasi dengan regulator Eropa untuk mendapatkan data aplikasi chat
tersebut.
Uni Eropa sebelumnya meminta WhatsApp untuk berhenti berbagi informasi pengguna kepada Facebook.
Uni Eropa tidak percaya orang-orang yang telah menggunakannya telah
menyetujui atau sepenuhnya memahami apa dan bagaimana informasi mereka
dibagikan.
Namun hal ini kemungkinan akan berubah di musim panas.
Komisioner Perlindungan Data Irlandia Helen Dixon, pemimpin regulator
Uni Eropa mengenai isu-isu privasi Facebook mengatakan bahwa Uni Eropa
berubah pikiran.
"Saya pikir kami dalam perjanjian dengan pihak-pihak tersebut --
WhatsApp dan Facebook -- bahwa informasi yang diberikan kepada pengguna
harus lebih jelas, lebih transparan dan dijelaskan dalam istilah
sederhana," kata dia.
"Kami sedang bekerja menuju solusi tentang hal itu," sambung dia.
Belum jelas persis informasi apa yang akan dibagi, namun informasi
pribadi yang akan dibagi termasuk nomor telepon dan penggunaan telepon
yang dapat dikaitkan dengan profil media sosial.
Semakin banyak informasi Facebook yang pengguna bagikan, semakin banyak
uang yang didapat pengiklan yang menargetkan orang dengan profil
tertentu.
Sementara itu, WhatsApp mengatakan bahwa privasi ada dalam "DNA" mereka, demikian The Sun.