"Fondasi Jembatan Kalipang sudah banyak bagian yang rusak sehingga jika tidak segera dibangun dikhawatirkan sama dengan Jembatan Comal," kata Ganjar saat meninjau Jembatan Kalipang di Kabupaten Rembang, Kamis.
Ganjar menjelaskan bahwa Jembatan Kalipang berada di jalur utama yang menghubungkan Semarang-Surabaya, sehingga jika rusak atau tidak bisa dilewati maka akan memutus jalur nasional karena tidak ada jalur alternatif disekitarnya.
Terkait dengan hal tersebut, Ganjar meminta semua pihak mulai Badan Koordinasi Wilayah, bupati, camat, dan kepala desa setempat untuk memberi pemahaman serta pengarahan kepada warga pemilik lahan bahwa pembangunan Jembatan Kalipang untuk kepentingan bersama.
"Tolong warga 'dikandani' (diberitahu) bahwa kondisi jembatan rusak dan kalau ambruk maka yang akan celaka semua," ujarnya.
Ganjar mengungkapkan bahwa pemerintah sudah menyiapkan anggaran untuk pembangunan Jembatan Kalipang dan diharapkan dapat diperbaiki pada tahun ini.
Camat Sarang Eddy Kiswanto menambahkan bahwa saat ini terdapat sepuluh unit rumah, area tambak, dan lahan kosong yang perlu dibebaskan guna membangun Jembatan Kalipang.
"Kami akan berupaya maksimal agar warga yang bersangkutan bersedia melepaskan lahannya untuk kepentingan negara," katanya.
Ia membenarkan kondisi Jembatan Kalipang yang mempunyai lebar enam meter dan dua lajur itu rawan ambruk, padahal di jalur tersebut merupakan jalur padat arus kendaraan.
"Jika kondisi seperti ini terus dibiarkan maka akan memperparah kerusakan di Jembatan Kalipang," ujarnya.
Proyek pembangunan Jembatan Kalipang terkendala pembebasan lahan seluas 4.000 meter persegi dan pemilik lahan meminta ganti rugi sebesar Rp1 juta per meter persegi, sedangkan pemerintah hanya siap mengganti Rp300 ribu/meter persegi.

