Satu per satu penumpang bus turun kemudian masuk ke toko oleh-oleh tersebut. Sambil menenteng keranjang belanja, mereka berkeliling memilih makanan yang dijajakan di toko tersebut.
Setelah merasa cukup mendapatkan oleh-oleh, mereka pun menuju ke kasir untuk membayar belanjaannya.
Dalam belanjaan oleh-oleh, hampir semua anggota rombongan tersebut membeli keripik balado yang merupakan salah satu makanan khas Kota Padang.
Makanan berwarna kemerah-merahan itu berbahan pokok singkong atau ubi kayu.
Pemilik pusat oleh-oleh di Jalan Nipah Nomor 38 Padang, Christine Hakim menuturkan setiap hari banyak wisatawan yang mampir ke tokonya untuk membeli oleh-oleh, terutama keripik balado.
"Keripik balado merupakan salah satu produk andalan toko kami yang memiliki ciri khas tersendiri," katanya.
Ia menuturkan tokonya besar berawal dari keripik balado singkong.
Ia mengatakan usaha milik keluarga tersebut semula dikelola kakaknya kemudian dilanjutkan dirinya sejak 1990.
"Semula usaha ini dirintis kakak saya pada 1980 dan saya ikut membantu, sekarang kami yang mengelola," katanya.
Ia mengatakan usahanya berawal dengan singkong satu keranjang dibuat keripik balado, kemudian dikemas dalam plastik ukuran kecil dan dititipkan di warung-warung.
Berkat ketekunan dengan semangat untuk maju, katanya, akhirnya dia bisa memiliki toko dan tempat usaha hingga sekarang yang memiliki omzet penjualan tidak kurang Rp18 juta per hari.
"Usaha kami berawal dari coba-coba karena waktu itu tidak memiliki pekerjaan. Ternyata hasil produk kami digemari masyarakat," katanya.
Ia mengatakan keripik hasil produksinya memiliki rasa khas, antara lain renyah dan gurih dengan rasa pedas manis.
Selain pembeli datang langsung ke toko, pihaknya juga menerima order, antara lain dari Medan dan Jakarta.
Seorang pembeli, Rahmad, yang datang dari Bandung bersama keluarganya menyempatkan mampir ke pusat oleh-oleh untuk membeli keripik balado.
"Kami membeli oleh-oleh khas Padang seperti keripik balado yang rasanya pedas dan manis, selain itu juga membeli rendang," katanya.
Bahan Baku
Keripik balado dengan bahan baku utama dari singkong mudah didapat di pinggiran Kota Padang hingga Kabupaten Padang Pariaman.
"Tidak ada masalah soal bahan baku, kami mudah untuk mendapatkannya," kata Christine.
Ia mengatakan setiap hari membutuhkan bahan baku sekitar satu ton singkong.
Ia menuturkan dari satu ton singkong tersebut bisa menghasilkan sekitar 300 kilogram keripik balado. Satu kilogram keripik balado dijual Rp60.000.
Pembuatan keripik balado cukup mudah. Pertama singkong dikupas dan dicuci, lalu diiris tipis-tipis, dan selanjutnya digoreng.
Kemudian disiapkan bumbu balado dari cabai, bawang putih, dan bawang merah yang dihaluskan. Kemudian ditumis dan setelah cukup, dimasukkan singkong dan diaduk hingga merata.
Saat ini, pihaknya memiliki karyawan sekitar 30 orang, baik dalam produksi maupun penjualan keripik balado.
Wakil Bupati Temanggung, Jawa Tengah, Irawan Prasetyadi yang bekunjung ke tempat pembuatan keripik balado Christine Hakim bersama sejumlah wartawan yang bertugas di Temanggung, mengatakan keuletan dan kreativitas usaha tersebut perlu dicontoh masyarakat lain.
"Terutama warga Temanggung yang juga memiliki potensi penghasil singkong, bisa membuat ide kreatif untuk mengolah singkong sehingga memiliki nilai tambah," katanya.
Ia mengatakan dari singkong yang selama ini dipandang sebelah mata, ternyata bisa menghasilkan jutaan rupiah dan bisa memberikan lapangan kerja bagi orang lain.