"Peningkatan suara PKB, bukan karena efek Rhoma Irama, tapi efek dukungan NU. Karena, hasil survei, elektabilitas Rhoma itu rendah," kata Muhammad Qodari ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Kamis.
Menurut Qodari, peningkatan suara PKB dari sekitar lima persen pada pemilu legislatif 2009 menjadi 9,5 persen berdasarkan hasil hitung cepat pada pemilu legislatif 2014, menunjukkan berkumpulnya kembali kaum nahdliyin ke partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar tersebut.
Qodari menegaskan, NU berperan penting penting pada PKB, karena NU yang melahirkan PKB, pada era kepempinan KH Abdurrahman Wahid.
"NU adalah organisasi keagamaan sangat besar. Karena, sekitar 30 persen penduduk muslim Indonesia adalah warga NU," katanya.
Qodari menilai, berkumpulnya aspirasi politik warga NU di PKB hingga perolehan suaranya meningkat hampir 100 persen, berkat orkestrasi Muhaimin yang mampu mengoptimalkan berbagai potensi yang ada.
Menurut dia, Muhaimin mau mengalah dan memberi tempat besar pada sosok seperti Rhoma Irama dan Ahmad Dani pada kampanye-kampanye, memberikan tempat kepada pemilik sebuah maskapai penerbangan Rusdi Kirana dengan dukungan sumber dayanya, serta ketokohan Mahfud MD dan Jusuf Kalla yang banyak menjadi sumber pemberitaan.
"PKB juga memanfaatkan potensi ketokohan Said Aqil Siradj (Ketua PBNU) yang ditampilkan dalam iklan-iklan resmi PKB," katanya.
Merujuk dari hasil analisa perolehan suara partai politik dari Exit Poll Kompas, faktor nahdhiyin memang begitu dominan dalam kontribusi peningkatan perolehan suara PKB.