"Kami berharap agar KJRI berkoordinasi intensif dengan polisi setempat untuk memastikan akses bagi pemantauan keselamatan WNI/TKI pelanggar izin tinggal (overstayer) di penampungan tersebut," kata Wakil Ketua Bidang Pengaduan Masyarakat Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Eva Kusuma Sundari ketika dihubungi dari Semarang, Jumat pagi.
Eva yang juga anggota Komisi III (Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Keamanan) DPR RI memandang perlu Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) mengantisipasi kemungkinan yang bakal menimpa WNI "overstayer" di tempat itu. Apalagi, tidak ada jamninan hal tersebut tidak terulang, bahkan dalam derajat yang lebih buruk, misalnya, kebakaran.
Sebelumnya, dikabarkan terjadi kerusuhan di Jawazat Tarhil Shumaysi, Arab Saudi, tempat penampungan ribuan WNI "overstayer", Kamis (28/11) petang (WIB). Sejumlah warga Afrika mengamuk dan merusak karantina imigrasi tersebut.
"Tarhil Shumaysi ricuh, orang-orang Afrika mengamuk dan merusak tahanan (karantina imigrasi, red.) dan memaksa penghuni di tempat itu keluar, bahkan sipir kabur dari lokasi tersebut," kata pemerhati TKI Syech Razie Ali Maula Dawilah yang menerima kabar dari salah satu WNI "overstayer" yang berada di Jawazat Tarhil, Kamis siang waktu setempat.
Mantan staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Abu Dhabi itu khawatir kalau terjadi pembakaran, WNI yang berada di dalam akan menjadi korban, apalagi saat itu sejumlah warga Afrika mulai memecah kaca jendela kamar dan merusak Closed Circuit Television (CCTV) di Tarhil.
Ninik Andrianie, pemerhati TKI yang juga inisiator pembentukan Tim Pemantau Amnesti Arab Saudi, mengabarkan pula bahwa WNI/TKI "overstayer" di Kamar A/61 tidak mau mengikuti kehendak warga Afrika keluar kamar untuk bergabung dengan mereka yang saat itu melakukan demo.
"Mereka lalu memecahkan sejumlah kaca jendela kamar tersebut. Entah dapat dari mana mereka bawa besi besar? Kamera CCTV yang dekat kamar pun mereka rusak," kata Ninik.
Ia mengatakan bahwa warga negara Pakistan juga ikut demo. "Akan tetapi, tidak jelas permintaan mereka apa? Satu jam berselang, terdengar suara riuh, lalu polisi bersenjata datang mengamankan, dan sekarang sudah terkendali," katanya.
WNI berinisial MD dari Kamar 70 menceritakan kepada Ninik bahwa kericuhan tersebut terjadi di gang dekat tempatnya tinggal. Warga Afrika, Sudan, dan Nigeria diduga merusak mobil petugas dan memukuli sipir.

