Namun, kehendak masyarakat Rukun Warga II, Kelurahan Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah, untuk meluncurkan kelompok musik itu mungkin juga menjadi simbol kehendak kukuh mereka terhadap nilai-nilai Pancasila yang semakin hidup.
Tembang keroncong bertajuk "Bahana Pancasila" yang dilantunkan Sri Sulami, satu di antara sejumlah penyanyi grup keroncong "Cempaka" tersebut, agaknya memperkuat simbol harapan bahwa kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, makin perlu didasari nilai-nilai Pancasila.
"'Gagah bersama wajah perwira. Membahana di sluruh Nusantara. Mengemban tugas suci, lambang negriku. Jiwa bangsaku, bangsa Indonesia. Bermukim di setiap dada. Bersatu padu, jiwa surga, selaras kata Bhinneka Tunggal Ika. Amalkan Pancasila sedini, wahai kau putra pertiwi. Desah hayati makna sejati. Teguh kukuh amankan selalu. Pancasila lambang negaraku, serta pribadi bangsaku'," demikian syair tembang itu yang dilantunkan Sulami dengan nada dasar "C" dan birama empat per empat.
Peluncuran grup keroncong dengan pimpinan Sukarno, Jumat (31/1) malam itu, bertempat di teras Balai RW II Kelurahan Kramat Utara, berhadapan dengan Masjid Baitushsholikhin Kampung Ngembik Kidul, Kelurahan Kramat Utara.
"Memang kami pilih malam ini (31/5) bersama dengan peringatan hari lahir Pancasila (1 Juni 1945, red.), supaya selalu diingat dan terus dikembangkan," kata Sukarno.
Kelompok musik kerocong pernah dimiliki oleh warga setempat pada era 1970. Akan tetapi, kemudian tak beraktivitas. Sempat hidup lagi pada era 1980--1990. Namun, kembali tenggelam, antara lain, karena alat musiknya rusak dan ada pelaku seni musik itu yang meninggal dunia.
Kehadiran grup keroncong itu dengan persiapan selama dua bulan terakhir, tak lepas dari kerinduan warga untuk bersentuhan lagi dengan irama musik tersebut.
"Kami ingin kembali menghidupkan dan melestarikan keroncong. Musiknya halus dan tradisional," kata Sukarno yang juga pemain di bas "betot" dalam grup musik tersebut.
Pemegang flute Wibowo, biola Sudarto, cuk Joko, cik Suwarso, melodi gitar Sutrisno, selo Suyatno, dan bas gitar Poniman, sedangkan para penyanyi, antara lain, Sri Sulami, Ninik, Hastuti, Yayuk, dan Budi Rahayu.
Malam peluncuran grup keroncong mereka yang bertepatan dengan peringatan hari lahir Pancasila pada tahun 2013, seakan menjadi istimewa pula untuk masyarakat setempat karena kehadiran Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito bersama unsur musyawarah pimpinan kecamatan setempat.
Setelah masyarakat mengikuti pengajian dengan menghadirkan mubalig Magelang, Dalail, Wali Kota Sigit pun menyuguhkan lagu kegemarannya berjudul "Aryati" dalam irama keroncong yang mereka mainkan.
Beberapa lagu keroncong lain yang mereka suguhkan, antara lain, berjudul "Mutiara", "Nyiur Hijau", "Tanah Airku", "Pahlawan Merdeka", "Sampul Surat", dan "Biola Kaca".
Mubalig Dalail pada kesempatan berbicara di hadapan warga setempat, antara lain, mengemukakan pentingnya nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila untuk terus menjadi landasaran hidup masyarakat.
Demikian pula dengan wali kota Sigit. Pada kesempatan itu dia membeberkan pentingnya Pancasila menjadi dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada era kini dan mendatang.
Pendahulu bangsa, kata dia, telah memikirkan dan merumuskan Pancasila melalui proses yang relatif cukup lama. Mereka merumuskan Pancasila secara luar biasa dan hingga saat ini, sila pertama hingga kelima tidak berubah.
Ia juga mengapresiasi masyarakat setempat yang telah berupaya memantikkan lagi musik keroncongnya dengan peluncuran pada peringatan hari lahir Pancasila.
"Saya bangga dengan masyarakat di sini karena menghidupkan lagi orkes keroncongnya. Untuk mendukung keinginan warga, pemkot akan membantu untuk melengkapi alat-alatnya," katanya sambil menyebut jumlah bantuan yang akan diberikan kepada mereka dan disambut tepuk tangan warga setempat.
Ketua Panitia Peringatan Hari Lahir Pancasila RW II, Kelurahan Kramat Utara, Suprapto mengemukakan bahwa penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari akan melahirkan sumber daya manusia yang tangguh, tanggap, dan tanggon dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan zaman.
Kerinduan terhadap pelaksanaan nilai-nilai Pancasila harus terus-menerus dihidupkan, termasuk oleh generasi muda.
"Kami rindu nilai-nilai Pancasila. Kami ingin nilai-nilai Pancasila dapat dinikmati generasi muda," katanya.
Melalui musik keroncongnya, mereka bahanakan lagi Pancasila.