Petinggi Olympus Tewas Bunuh Diri di New Delhi
Tsutomi Omori (49) ditemukan tergantung di rel besi dinding pembatas taman kanak-kanak kompleks apartemen DLF The Icon sektor 43-Sushant Lok oleh seorang tukang kebun, Senin (20/2), sekitar pukul 08.30.
Polisi menemukan dua surat yang ditulis dalam bahasa Jepang. Satu di antaranya diperuntukkan bagi keluarga Omori dan surat lain hanya berisi permintaan maaf dalam bahasa Jepang, "Saya minta maaf telah mengganggu Anda".
Berdasarkan keterangan Polisi, Omori adalah pimpinan bisnis Sistem Medis Olympus yang berkantor di Jalan MG dan tinggal seorang diri di lantai delapan blok C apartemen perusahaan selama lebih kurang dua tahun.
Rekan-rekan Omori menggambarkan dia sebagai seorang yang berkeinginan kuat dan tak menyangka ia akan bunuh diri.
Sementara itu, sejumlah penghuni The Icon --70 persen di antara mereka adalah warga asing-- terkejut ketika mendengar keterangan dari pihak kepolisian --yang mengatakan Omori diduga bunuh diri pada Ahad malam. Mereka menambahkan petugas keamanan di kompleks mewah itu tak mengetahui adanya peristiwa itu sampai seorang tukang kebun menemukan mayat Omori pada Senin pagi.
"Saya ke taman kanak-kanak yang berada di blok E untuk memangkas semak-semak saat saya melihat ada mayat yang tergantung di pagar pembatas. Secepatnya saya memberitahu petugas keamanan," ujar tukang kebun yang menemukan mayat itu, Ram Kumar.
Polisi segera tiba di lokasi dengan beberapa pekerja Olympus yang membantu menerjemahkan surat bunuh diri yang ditulis dalam bahasa Jepang.
"Kami segera memberitahu Kedutaan Besar Jepang mengenai peristiwa itu. Mayat korban telah dibawa ke rumah sakit untuk otopsi," ujar petugas kepolisian, Maheshwar Dyal.
Sebelumnya, pihak polisi dan jaksa Jepang menangkap tujuh orang, termasuk mantan presiden Olympus Corp dan mantan bankir atas perannya dalam penipuan akutansi yang bernilai 1,7 miliar dolar di perusahaan pembuat kamera dan peralatan kesehatan itu.
Olympus Corp memperkirakan kerugiannya pada 2011 mencapai 410 juta dolar. Perusahaan Jepang pembuat kamera dan peralatan medis itu sudah mempertimbangkan kemungkinan beraliansi untuk menopang keuangannya setelah skandal akuntansi 1,7 miliar dolar yang menguras asetnya.