Kendal (ANTARA) - Siapa sangka angin yang berembus bebas dapat menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan dan edukatif? Di SD Negeri 1 Puguh, Kabupaten Kendal, proyek inovatif bernama "Memanen Angin" dijalankan bersama murid-murid kelas 4. Proyek ini bertujuan untuk mengenalkan siswa pada konsep perubahan energi sekaligus mengasah berbagai keterampilan lain, dari motorik hingga kreativitas.
Proyek dimulai dengan tantangan seru: merakit mobil bertenaga angin menggunakan balon. Bahan-bahan sederhana seperti botol bekas, sedotan, balon, dan tutup botol menjadi komponen utama pembuatan mobil ini. Dengan antusiasme tinggi, para siswa merangkai rangka mobil hingga sistem penggeraknya, melatih keterampilan motorik halus dan menumbuhkan rasa percaya diri saat berhasil menyelesaikan tugas mereka.
Lebih dari sekadar bermain, proyek ini memperkenalkan siswa pada konsep energi potensial dan kinetik. Ketika balon ditiup lalu dilepaskan, siswa melihat langsung bagaimana energi potensial dalam udara terkompresi berubah menjadi energi kinetik yang menggerakkan mobil. Konsep perubahan energi ini biasanya terdengar abstrak, tetapi melalui proyek ini, siswa kelas 4 dapat merasakannya secara nyata.
Selain memahami konsep energi, siswa juga belajar tentang pengukuran. Setelah mobil selesai dibuat, mereka melakukan percobaan sederhana untuk mengukur jarak tempuh mobil dengan satu tiupan balon. Menggunakan satuan sederhana seperti jumlah ubin di lantai kelas, mereka mengembangkan pemahaman tentang jarak dan pengukuran. Aktivitas ini tidak hanya melatih keterampilan numerasi mereka tetapi juga mendorong kemampuan berpikir kritis dalam mencari solusi atas berbagai tantangan yang muncul.
Aspek literasi juga menjadi bagian penting dalam proyek ini. Siswa membaca dan memahami instruksi perakitan dengan cermat, mengikuti langkah-langkah yang ada untuk memastikan mobil berfungsi dengan baik. Pengalaman ini sangat membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan literasi yang akan berguna dalam mempelajari berbagai mata pelajaran.
Yang menarik, proyek ini memicu rasa ingin tahu dan kreativitas siswa. Setelah berhasil membuat mobil balon, banyak yang mencoba berbagai variasi: mengubah ukuran balon, mengganti bentuk mobil, hingga menambah kecepatan mobil mereka. Ini menunjukkan bahwa proyek ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menginspirasi mereka untuk terus bereksperimen dan mengembangkan diri.
Dalam proyek ini, guru berperan sebagai fasilitator, memberikan bimbingan, dan dukungan namun tetap membiarkan siswa bereksplorasi dan menemukan solusi sendiri. Suasana belajar yang kolaboratif dan menyenangkan ini membuat siswa merasa nyaman untuk bertanya, berbagi ide, dan saling belajar satu sama lain.
Melalui proyek "Memanen Angin", siswa kelas 4 tidak hanya belajar tentang energi, tetapi juga mengasah keterampilan motorik, literasi, numerasi, serta kreativitas. Lebih dari itu, mereka belajar pentingnya kerja sama dan gotong royong. Proyek ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain untuk menciptakan pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, dan bermakna bagi siswa.
*Penulis adalah Guru Kelas IV SD N 1 Puguh, Kab. Kendal; Fasilitator Tanoto Foundation & Fasilitator Pendidikan Guru Penggerak