USM seminarkan "Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Pendidikan"
Semarang (ANTARA) - Universitas Semarang (USM) menyelenggarakan seminar "Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Pendidikan", Senin (7/10/2024) di Auditorium Ir. Widjatmoko USM.
Dari USM hadir Sekretaris Universitas Dr Abdul Karim SE MSi Ak CA mewakili Rektor USM dan narasumber, antara lain, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, & Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah Dra Retno Sudewi SPT MSi MM, perwakilan Kepolisian Daerah Jawa Tengah Agus Sembiring SHi MHi, Wakil Rektor III USM Dr Muhammad Junaidi SHi MH, dan perwakilan dari Dinas Pendidikan & Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Sunarto SPd MPd.
Seminar dihadiri 75 peserta, terdiri atas tim PPKS, guru BK, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dari berbagai sekolah, baik SMA, SMK, dan pondok pesantren.
Sekretaris USM Dr Abdul Karim SE MSi Ak CA mengatakan, USM mengambil langkah proaktif dengan menggelar program literasi komprehensif tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.
"Mengacu pada peraturan menteri terbaru terkait perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi, USM telah membentuk satgas khusus dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait," jelasnya.
"Kekerasan seksual tidak hanya terjadi di lingkungan fisik, tetapi juga dapat terjadi di dunia maya. Oleh karena itu, kami perlu memberikan bekal kepada generasi muda agar dapat melindungi diri dari berbagai bentuk ancaman kekerasan yang ada di lingkungan," tegasnya.
Selain itu, salah satu narasumber dalam diskusi perwakilan Kepolisian Daerah Jawa Tengah Agus Sembiring SHi MHi mengungkapkan, untuk mengatasi situasi gengster yang ada di Semarang, peran orang tua sangat dibutuhkan.
"Tentunya pengawasan dari orang tua berkaitan dengan komunitas dan hubungan pertemanan anak-anaknya perlu diawasi juga, karena sekarang ini anak-anak sering melihat hanya di internet saja, jadi gurunya melalui internet. Harapan ke depannya, dosen, guru, ataupun orang tua bekerja sama melakukan pengawasan bersama sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan." ungkapnya.
Dr Muhammad Junaidi SHi MH Wakil Rektor III USM dalam seminar dukungan perguruan tinggi dalam rangka penguatan pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan.
"Kolaborasi bersama perlu dilakukan dari satuan pendidikan, orang tua, perguruan tinggi, semua punya tanggung jawab untuk kemudian kita bersih daripada kekerasan yang ada di satuan pendidikan dan lingkungan," jelasnya. ***
Dari USM hadir Sekretaris Universitas Dr Abdul Karim SE MSi Ak CA mewakili Rektor USM dan narasumber, antara lain, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, & Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah Dra Retno Sudewi SPT MSi MM, perwakilan Kepolisian Daerah Jawa Tengah Agus Sembiring SHi MHi, Wakil Rektor III USM Dr Muhammad Junaidi SHi MH, dan perwakilan dari Dinas Pendidikan & Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Sunarto SPd MPd.
Seminar dihadiri 75 peserta, terdiri atas tim PPKS, guru BK, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dari berbagai sekolah, baik SMA, SMK, dan pondok pesantren.
Sekretaris USM Dr Abdul Karim SE MSi Ak CA mengatakan, USM mengambil langkah proaktif dengan menggelar program literasi komprehensif tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.
"Mengacu pada peraturan menteri terbaru terkait perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi, USM telah membentuk satgas khusus dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait," jelasnya.
"Kekerasan seksual tidak hanya terjadi di lingkungan fisik, tetapi juga dapat terjadi di dunia maya. Oleh karena itu, kami perlu memberikan bekal kepada generasi muda agar dapat melindungi diri dari berbagai bentuk ancaman kekerasan yang ada di lingkungan," tegasnya.
Selain itu, salah satu narasumber dalam diskusi perwakilan Kepolisian Daerah Jawa Tengah Agus Sembiring SHi MHi mengungkapkan, untuk mengatasi situasi gengster yang ada di Semarang, peran orang tua sangat dibutuhkan.
"Tentunya pengawasan dari orang tua berkaitan dengan komunitas dan hubungan pertemanan anak-anaknya perlu diawasi juga, karena sekarang ini anak-anak sering melihat hanya di internet saja, jadi gurunya melalui internet. Harapan ke depannya, dosen, guru, ataupun orang tua bekerja sama melakukan pengawasan bersama sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan." ungkapnya.
Dr Muhammad Junaidi SHi MH Wakil Rektor III USM dalam seminar dukungan perguruan tinggi dalam rangka penguatan pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan.
"Kolaborasi bersama perlu dilakukan dari satuan pendidikan, orang tua, perguruan tinggi, semua punya tanggung jawab untuk kemudian kita bersih daripada kekerasan yang ada di satuan pendidikan dan lingkungan," jelasnya. ***