Semarang (ANTARA) - Universitas Semarang (USM) memperluas jangkauan kerja sama internasional dengan menandatangani memorandum of understanding (MoU) bersama dengan enam universitas di Indonesia.
Kerja sama itu tentang proyek Enhancing Higher Education Capacity for Sustainable Data Driven Food System in Indonesia (FIND4S), dengan pihak KU-Leuven Belgia/ERASMUS, yang dihadiri Prof Jan FM Van Impe PhD dan Monika Polanska PhD. Acara ini berlangsung di Hotel Oak Tree Emerald, Semarang, Rabu (2/10/2024).
Dalam keterangannya, Rektor USM, Dr Supari ST MT, menjelaskan bahwa penandatanganan MoU ini dilakukan antara ERASMUS dan tujuh perguruan tinggi di Indonesia, salah satunya adalah USM.
“Universitas Diponegoro menjadi simpul dari kerja sama ini, sementara enam universitas lainnya, termasuk USM, Universitas Karangturi, Unimus, Untag, dan Uzbekistan juga terlibat dalam nota kesepahaman ini,” ujar Dr Supari.
Rektor juga menambahkan bahwa program ini berfokus pada isu pangan melalui International Symposium of Food and Agro-Biodiversity (ISFA).
"Fokus utama MoU ini adalah untuk menyelaraskan langkah ke depan dalam mengembangkan program-program yang berkaitan dengan ketahanan pangan. Hal ini sangat penting, terutama karena pangan menjadi salah satu isu global yang dihadapi berbagai negara, termasuk Indonesia," jelasnya.
Sejalan dengan program Pemerintah, Rektor USM menekankan pentingnya pangan yang bergizi sebagai prioritas nasional, terlebih dengan adanya program pemerintah baru yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
"Program makanan gratis yang dicanangkan pemerintah menunjukkan betapa pentingnya perhatian terhadap masalah pangan. Kita tidak bisa berinovasi jika kebutuhan dasar pangan belum terpenuhi," tambahnya.
Lebih lanjut, Rektor USM menjelaskan bahwa kolaborasi ini melibatkan berbagai pihak dari USM, termasuk Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Ketua Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, dan Kepala Satuan International Office USM.
"Keikutsertaan USM dalam MoU ini membuka peluang untuk memperluas kerja sama tidak hanya di bidang teknologi pangan, tetapi juga energi, penanganan kemiskinan, ekonomi, IT, hingga regulasi hukum," ungkapnya.
Dr Supari mengungkapkan penandatanganan MoU ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara perguruan tinggi di Indonesia dengan mitra di Belgia dan Eropa, serta memperluas dampak positif kerja sama internasional di berbagai sektor. ***