Disnakkan Boyolali belum temukan kasus rabies karena gigitan hewan
Boyolali (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali di Jawa Tengah belum menemukan kasus rabies karena gigitan hewan di wilayahnya selama periode Januari hingga Agustus 2024.
Namun demikian sudah ada 14 kasus gigitan hewan di antaranya oleh kera, anjing, dan kucing, tetapi belum ada satupun yang terkena kasus rabies, kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakkan Boyolali drh. Afiany Rifdania di Boyolali, Jumat.
Afiany Rifdania mengakui kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) di Boyolali cukup tinggi. Meski ada 14 kasus gigitan di antaranya, satu gigitan hewan kera di Kecamatan Gladagsari, tetapi tidak ada yang terkena rabies.
"Boyolali tidak ada temuan kasus rabies hingga sekarang. Kalau kasus gigitan hewan hampir tiap minggu ada laporan masuk, tetapi masih aman," katanya.
"Jadi ada laporan gigitan, Disnakkan akan menindaklanjuti. Kami akan observasi selama dua minggu. Begitu hewan yang menggigit mati, maka kami uji laboratorium atau memastikan ada virus rabies atau tidak," katanya menambahkan.
Menurut dia, pada 2017 kasus gigitan hewan penular rabies di Boyolali menewaskan manusia pernah terjadi di Karanggede dan Wonosegoro. Seorang lanjut usia meninggal dunia setelah diserang dan digigit monyet ekor panjang.
"Begitu monyetnya tertangkap, dinas lantas melakukan uji laboratorium, tetapi hasilnya negatif," katanya.
Menurut dia, Disnakkan untuk mengantisipasi hal tersebut rutin memberikan vaksin rabies gratis tiap tahunnya. Biasanya, vaksin rabies gratis disediakan bertepatan dengan peringatan hari rabies sedunia.
Disnakkan Boyolali tahun ini menyiapkan 300 vaksin rabies gratis untuk hewan peliharaan kucing dan anjing.
Baca juga: Boyolali siapkan program untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah
Namun demikian sudah ada 14 kasus gigitan hewan di antaranya oleh kera, anjing, dan kucing, tetapi belum ada satupun yang terkena kasus rabies, kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakkan Boyolali drh. Afiany Rifdania di Boyolali, Jumat.
Afiany Rifdania mengakui kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) di Boyolali cukup tinggi. Meski ada 14 kasus gigitan di antaranya, satu gigitan hewan kera di Kecamatan Gladagsari, tetapi tidak ada yang terkena rabies.
"Boyolali tidak ada temuan kasus rabies hingga sekarang. Kalau kasus gigitan hewan hampir tiap minggu ada laporan masuk, tetapi masih aman," katanya.
"Jadi ada laporan gigitan, Disnakkan akan menindaklanjuti. Kami akan observasi selama dua minggu. Begitu hewan yang menggigit mati, maka kami uji laboratorium atau memastikan ada virus rabies atau tidak," katanya menambahkan.
Menurut dia, pada 2017 kasus gigitan hewan penular rabies di Boyolali menewaskan manusia pernah terjadi di Karanggede dan Wonosegoro. Seorang lanjut usia meninggal dunia setelah diserang dan digigit monyet ekor panjang.
"Begitu monyetnya tertangkap, dinas lantas melakukan uji laboratorium, tetapi hasilnya negatif," katanya.
Menurut dia, Disnakkan untuk mengantisipasi hal tersebut rutin memberikan vaksin rabies gratis tiap tahunnya. Biasanya, vaksin rabies gratis disediakan bertepatan dengan peringatan hari rabies sedunia.
Disnakkan Boyolali tahun ini menyiapkan 300 vaksin rabies gratis untuk hewan peliharaan kucing dan anjing.
Baca juga: Boyolali siapkan program untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah