OJK Jateng luncurkan ekosistem keuangan inklusif Kampung Olahan Susu di Salatiga
Semarang (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Tengah bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) untuk mengoptimalkan potensi usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Sinergi OJK dan TPAKD Kota Salatiga tersebut diwujudkan dengan meluncurkan program EKI di Kelurahan Kumpulrejo dan Randuacir bersamaan dengan Festival Budaya dan UMKM di Kelurahan Kumpulrejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Minggu, 1 September 2024.
Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Pengawasan LJK OJK Provinsi Jawa Tengah, Bambang Hermanto, Penjabat (Pj) Walikota Salatiga Yasip Khasani beserta jajarannya serta pelaku UMKM Olahan Susu dan pimpinan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) di wilayah Jawa Tengah.
Bambang Hermanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa program EKI ini dapat menjadi wadah dalam menyinergikan peran para pemangku kepentingan di daerah mewujudkan kelurahan yang inklusif dan berkelanjutan.
"EKI merupakan sarana inovasi & kolaborasi OJK bersama Pemerintah Daerah, Industri Jasa Keuangan, dan juga instansi lainnya yang bertujuan untuk menjangkau lini terkecil hingga unit Kelurahan secara masif, sehingga pengetahuan keuangan (literasi) dan perolehan akses keuangan (inklusi) dapat meningkat, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan UMKM di Kelurahan,” kata Bambang.
Lebih lanjut Bambang menyatakan pelaksanaan EKI ini tidak berhenti pada saat peluncuran saja, tapi akan terus dilakukan pendampingan kepada masyarakat Kelurahan Kumpurejo dan Randuacir dalam rangka mengembangkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“Salatiga menjadi pilot project dikarenakan terdapat potensi yang besar pada olahan susu sapi yang dapat dikembangkan menjadi ekonomi kreatif pendorong perekonomian masyarakat di Kelurahan,” kata Bambang.
Yasip Khasani mengapresiasi kepada OJK Jateng dan TPAKD Kota Salatiga atas pelaksanaan kegiatan Festival Budaya dan sekaligus memberdayakan UMKM melalui peluncuran program EKI di Kelurahan Kumpulrejo dan Randuacir.
“Bukan hanya terkait Tradisi Saparan dan seni saja, melainkan potensi ekonomi yaitu wilayahnya sangat cocok untuk pengembangan peternakan sapi perah dan semakin dimantapkan dengan di-launching-nya Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) Kelurahan Kumpurejo dan Randuacir sebagai Kampung Olahan Susu,” kata Yasin.
Yasin meminta agar program TPAKD Kota Salatiga melibatkan seluruh stakeholder yang ada baik para peternak, pelaku UMKM, Karang Taruna, PKK, Kelurahan, Perangkat Daerah dan Industri Jasa Keuangan untuk bersama-sama dapat mengembangkan EKI sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya peternak, pelaku UMKM dan pengelola bank sampah di Kelurahan Kumpulrejo dan Randuacir.
EKI di Kelurahan Kumpurejo dan Randuacir meliputi kegiatan optimalisasi Laku Pandai oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, inklusi keuangan berupa pembukaan Tabungan Emas oleh PT Pegadaian (Persero) dan pemberian kredit Mekaar oleh PT PNM.
Pada kesempatan yang sama, dilaksanakan penyerahan bantuan kepada pelaku usaha produktif olahan susu oleh BAZNAS Kota Salatiga, bantuan pengurusan HAKI dan sertifikat halal UMKM oleh Kepala Dinas Koperasi UKM Kota Salatiga, serta penerimaan sertifikat pelatihan usaha uang dan Penggerak Literasi dan Digitalisasi (Perintis) Keuangan Salatiga yang diserahkan oleh Pj Walikota Salatiga.
Sebelumnya, OJK Provinsi Jawa Tengah bersama Industri Jasa Keuangan telah menggelar kegiatan edukasi keuangan pada hari yang sama kepada para pelaku usaha dan masyarakat bertempat di Aula Kelurahan Kumpulrejo yang dihadiri lebih dari 200 pelaku usaha UMKM Olahan Susu dari Kelurahan Kumpulrejo dan Randuacir.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi para pelaku usaha supaya lebih mengenal berbagai macam industri jasa keuangan dan mengetahui akses permodalan yang dibutuhkan serta dapat berhati-hati terhadap penipuan dan kejahatan digital yang sedang marak saat ini.
Sinergi OJK dan TPAKD Kota Salatiga tersebut diwujudkan dengan meluncurkan program EKI di Kelurahan Kumpulrejo dan Randuacir bersamaan dengan Festival Budaya dan UMKM di Kelurahan Kumpulrejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Minggu, 1 September 2024.
Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Pengawasan LJK OJK Provinsi Jawa Tengah, Bambang Hermanto, Penjabat (Pj) Walikota Salatiga Yasip Khasani beserta jajarannya serta pelaku UMKM Olahan Susu dan pimpinan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) di wilayah Jawa Tengah.
Bambang Hermanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa program EKI ini dapat menjadi wadah dalam menyinergikan peran para pemangku kepentingan di daerah mewujudkan kelurahan yang inklusif dan berkelanjutan.
"EKI merupakan sarana inovasi & kolaborasi OJK bersama Pemerintah Daerah, Industri Jasa Keuangan, dan juga instansi lainnya yang bertujuan untuk menjangkau lini terkecil hingga unit Kelurahan secara masif, sehingga pengetahuan keuangan (literasi) dan perolehan akses keuangan (inklusi) dapat meningkat, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan UMKM di Kelurahan,” kata Bambang.
Lebih lanjut Bambang menyatakan pelaksanaan EKI ini tidak berhenti pada saat peluncuran saja, tapi akan terus dilakukan pendampingan kepada masyarakat Kelurahan Kumpurejo dan Randuacir dalam rangka mengembangkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“Salatiga menjadi pilot project dikarenakan terdapat potensi yang besar pada olahan susu sapi yang dapat dikembangkan menjadi ekonomi kreatif pendorong perekonomian masyarakat di Kelurahan,” kata Bambang.
Yasip Khasani mengapresiasi kepada OJK Jateng dan TPAKD Kota Salatiga atas pelaksanaan kegiatan Festival Budaya dan sekaligus memberdayakan UMKM melalui peluncuran program EKI di Kelurahan Kumpulrejo dan Randuacir.
“Bukan hanya terkait Tradisi Saparan dan seni saja, melainkan potensi ekonomi yaitu wilayahnya sangat cocok untuk pengembangan peternakan sapi perah dan semakin dimantapkan dengan di-launching-nya Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) Kelurahan Kumpurejo dan Randuacir sebagai Kampung Olahan Susu,” kata Yasin.
Yasin meminta agar program TPAKD Kota Salatiga melibatkan seluruh stakeholder yang ada baik para peternak, pelaku UMKM, Karang Taruna, PKK, Kelurahan, Perangkat Daerah dan Industri Jasa Keuangan untuk bersama-sama dapat mengembangkan EKI sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya peternak, pelaku UMKM dan pengelola bank sampah di Kelurahan Kumpulrejo dan Randuacir.
EKI di Kelurahan Kumpurejo dan Randuacir meliputi kegiatan optimalisasi Laku Pandai oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, inklusi keuangan berupa pembukaan Tabungan Emas oleh PT Pegadaian (Persero) dan pemberian kredit Mekaar oleh PT PNM.
Pada kesempatan yang sama, dilaksanakan penyerahan bantuan kepada pelaku usaha produktif olahan susu oleh BAZNAS Kota Salatiga, bantuan pengurusan HAKI dan sertifikat halal UMKM oleh Kepala Dinas Koperasi UKM Kota Salatiga, serta penerimaan sertifikat pelatihan usaha uang dan Penggerak Literasi dan Digitalisasi (Perintis) Keuangan Salatiga yang diserahkan oleh Pj Walikota Salatiga.
Sebelumnya, OJK Provinsi Jawa Tengah bersama Industri Jasa Keuangan telah menggelar kegiatan edukasi keuangan pada hari yang sama kepada para pelaku usaha dan masyarakat bertempat di Aula Kelurahan Kumpulrejo yang dihadiri lebih dari 200 pelaku usaha UMKM Olahan Susu dari Kelurahan Kumpulrejo dan Randuacir.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi para pelaku usaha supaya lebih mengenal berbagai macam industri jasa keuangan dan mengetahui akses permodalan yang dibutuhkan serta dapat berhati-hati terhadap penipuan dan kejahatan digital yang sedang marak saat ini.