Pekalongan (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan Tegal (OJK), Jawa Tengah, memandang pentingnya meningkatkan literasi keuangan di kalangan perempuan karena sesuai hasil survei literasi dan inklusi keuangan syariah secara nasional oleh OJK bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik 2023 mencapai 26,3 persen.
"Selain itu, tingkat indeks literasi keuangan syariah sebesar 39,1 persen menunjukkan pemahaman yang rendah terhadap produk-produk keuangan syariah yang dipasarkan oleh lembaga keuangan syariah," kata Kepala OJK Tegal Novianto Utono di Pekalongan, Kamis.
Ia mengatakan tiga pilar utama yang harus dikuasai yaitu menabung, investasi, dan proteksi.
"Meski menabung tidak secara langsung membuat seseorang kaya namun dengan menerapkan kebiasaan menabung secara rutin dapat menanamkan disiplin finansial," katanya.
Ia mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap investasi yang tidak jelas dan berisiko tinggi, maupun yang dapat membawa kerugian besar.
"Hal-hal inilah kami menggarisbawahi pentingnya mengurangi gap antara inklusi dan literasi keuangan di masyarakat," katanya.
Pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah Ida Ayu Dwirani mengingatkan risiko-risiko kehidupan yang dapat mempengaruhi keuangan keluarga.
Risiko-risiko tersebut seperti sakit, kecelakaan, atau kematian yang dapat mengancam stabilitas keuangan keluarga namun risiko itu dapat dikelola dengan baik melalui perencanaan keuangan yang matang, termasuk dengan proteksi asuransi.
"Oleh karena itu, kami memberikan wawasan mendalam bagi para peserta tentang pentingnya proteksi dan perencanaan keuangan untuk menjaga kesejahteraan keluarga," katanya.
Baca juga: Sektor jasa keuangan di Jateng sampai Juni 2024 stabil dan terjaga