Semarang (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah menggelar upacara bendera dalam rangka Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-96 di halaman Kantor Wilayah, Minggu (22/12).
Seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagai bentuk penghargaan kepada ibu, seluruh petugas upacara bendera, mulai dari perwira upacara, komandan upacara, pengibar bendera, dan petugas lainnya digawangi oleh pegawai perempuan.
Hal ini selaras dengan tema PHI Ke-96, yakni "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045".
Satu-satunya petugas dari kaum Adam hanyalah Kepala Divisi Administrasi Anton Edward Wardhana, yang berlaku sebagai Inspektur Upacara mewakili Kepala Kanwil Kemenkumham Jateng, Tejo Harwanto.
Membacakan sambutan tertulis dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi, Kadivmin menegaskan bahwa Bangsa ini dibangun dari fondasi perjuangan para perempuan yang tak pernah lekang semangatnya untuk mencapai sebuah kehidupan yang lebih baik bagi generasi penerus.
"Para perempuan yang ikut terlibat aktif dalam perjuangan dan pergerakan, adalah inspirasi bagi kita semua," ujar Anton.
"Para perempuan ini telah mampu berperan mengubah tatanan kehidupan menjadi lebih baik".
"Ikut mencipta, membentuk sejarah, dan peradaban manusia ke arah yang lebih bertata nilai, berkeadilan, humanis dalam tatanan politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan teologi," tambahnya.
Melalui Peringatan Hari Ibu, lanjut Kadivmin, kita perlu mengingat kembali akan pentingnya peran perempuan dalam mencapai tujuan-tujuan bangsa.
Di era kekinian, sambungnya, peringatan Hari Ibu diharapkan dapat mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan yang terkandung dalam sejarah perjuangan kaum perempuan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi penerus bangsa, agar mempertebal tekad dan semangat untuk bersama-sama melanjutkan dan mengisi pembangunan dengan dilandasi semangat persatuan dan kesatuan.
Dalam Peringatan Hari Ibu ini juga, Kadivmin mengajak peserta upacara untuk saling mengingatkan dan menyemangati rasa kebangsaan.
"Karena Proklamasi 79 tahun lalu adalah perjuangan berat leluhur kita usai ratusan tahun hidup dalam kolonialisme," terang Anton.
"Karenanya, pikiran dan sikap kita juga harus teguh dan konsisten meneruskan konsensus kebangsaan kita yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945," sambungnya.
Melanjutkan sambutan, Anton mengatakan bahwa dengan mempertimbangkan komitmen bangsa, kondisi, dan isu-isu prioritas hingga saat ini, PHI ke-96 Tahun 2024 mengangkat tema "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045."
Momentum Peringatan Hari Ibu, sambungnya, sebaiknya juga dijadikan momentum untuk bersatu mencapai Indonesia yang maju melalui prinsip equal partnership.
Prinsip ini mencerminkan bagaimana perempuan Indonesia berjalan beriringan dengan laki-laki untuk bersama-sama berperan membangun bangsa.
Pergerakan perempuan dalam pembangunan, tentunya tidak terlepas dari dukungan semua pihak, baik pemerintah, akademisi dan profesional, dunia usaha, media massa, maupun masyarakat.
"Peringatan Hari Ibu adalah milik kita semua. Sebagai anak, sebagai istri, sebagai ibu, maupun sebagai teman seperjuangan, yang tidak lelah menjadi arti dimanapun berada," tegas Anton.
"Untuk itu, saya mengucapkan selamat Hari Ibu Ke-96 Tahun 2024, khususnya untuk seluruh perempuan Indonesia".
"Mari terus berkarya, menjadi sosok yang mandiri, kreatif, inovatif, percaya diri dan terus meningkatkan kualitas dan kapabilitas diri, sehingga bisa menjadi kekuatan yang besar menyejahterakan semua. Perempuan berdaya, anak terlindungi menuju Indonesia Emas 2045," pungkasnya mengakhiri sambutan. ***