Pelinting rokok koleksi Museum Kretek ikut pameran di Museum Pers Solo
Kudus, Jateng (ANTARA) - Sejumlah pelinting dan peralatan lain yang digunakan untuk memproduksi rokok kretek sebagai koleksi Museum Kretek Kudus, Jawa Tengah, turut memeriahkan pameran bersama museum di Tanah Air yang digelar di Museum Pers Solo mulai 22-26 Juli 2024.
"Selain koleksi alat produksi rokok atau alat linting rokok, kami juga menampilkan tampah bambu, tembakau, dan rempah pelengkap kretek hingga caping kalo yang merupakan kerajinan khas Kudus," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah di Kudus, Selasa.
Ia mengungkapkan pameran yang bertajuk "Keberagaman Koleksi Museum Nusantara" itu diikuti oleh 16 museum se-Indonesia.
Gerai milik Pemkab Kudus, katanya, juga didesain secara menarik dengan menampilkan kesan klasik dengan tema "Kretek Budaya Asli Nusantara".
"Kami juga menampilkan atraksi membuat kretek dengan alat linting manual membuat magnet tersendiri bagi pengunjung untuk berdatangan," ujarnya.
Bahkan, kata dia, saat pembukaan pameran, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Usman Kansong tertarik mencoba langsung sensasi melinting kretek.
Sejak pameran dibuka Senin (22/7), pengunjung berdatangan karena disediakan demo atau atraksi melinting kretek. Sehingga banyak pengunjung penasaran untuk mencobanya.
Kesempatan tersebut, kata dia, juga dimanfaatkan untuk mengenalkan sejarah dan budaya kretek yang dimiliki Kota Kudus kepada masyarakat luas.
Koleksi lain yang dibawa, yakni Buku Jurnal Bal Tiga Nitisemito, surat pabrik kretek Bal Tiga, mesin ketik pabrik kretek bal tiga, produk kretek klobot kuno merk Djangkar, Klapa, dan Sukun.
Ia juga menyediakan deskripsi pendukung seperti sejarah singkat kretek di Kudus hingga deskripsi setiap koleksi dan ornamen dipamerkan dalam pameran tersebut.
“Selain ada naskah deskripsinya, kami juga siapkan dua pemandu untuk menjelaskan kepada pengunjung dan mendampingi demo melinting selama pameran. Mereka juga mengenakan pakaian adat Kudus di hari pertama, dan baju kudusan di hari selanjutnya," ujarnya.
Ia mengungkapkan penataan gerai Museum Kretek diibaratkan sebagai "Pagar Kretek", karena ada pengelompokan alat linting sebagai sebuah tumpukan dan dipadupadankan dengan logo Tjap Bal Tiga merk kretek legendaris milik Nitisemito.
“Ada dua logo merk Tjap Bal Tiga kami simbolkan dengan caping kalo dan tampah bambu. Caping Kalo itu memang kami gunakan karena itu juga warisan budaya dan identitas Kudus. Untuk tampah bambu itu dulunya kerap dibuat sebagai alas pembuatan kretek. Kami juga menampilkan contoh tembakau, cengkih, dan rempah lain, yang dijadikan bahan untuk membuat rokok kretek," ujarnya menjelaskan.
Baca juga: 2.028 buruh rokok di Kudus gagal terima BLT karena beralih pekerjaan
"Selain koleksi alat produksi rokok atau alat linting rokok, kami juga menampilkan tampah bambu, tembakau, dan rempah pelengkap kretek hingga caping kalo yang merupakan kerajinan khas Kudus," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah di Kudus, Selasa.
Ia mengungkapkan pameran yang bertajuk "Keberagaman Koleksi Museum Nusantara" itu diikuti oleh 16 museum se-Indonesia.
Gerai milik Pemkab Kudus, katanya, juga didesain secara menarik dengan menampilkan kesan klasik dengan tema "Kretek Budaya Asli Nusantara".
"Kami juga menampilkan atraksi membuat kretek dengan alat linting manual membuat magnet tersendiri bagi pengunjung untuk berdatangan," ujarnya.
Bahkan, kata dia, saat pembukaan pameran, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Usman Kansong tertarik mencoba langsung sensasi melinting kretek.
Sejak pameran dibuka Senin (22/7), pengunjung berdatangan karena disediakan demo atau atraksi melinting kretek. Sehingga banyak pengunjung penasaran untuk mencobanya.
Kesempatan tersebut, kata dia, juga dimanfaatkan untuk mengenalkan sejarah dan budaya kretek yang dimiliki Kota Kudus kepada masyarakat luas.
Koleksi lain yang dibawa, yakni Buku Jurnal Bal Tiga Nitisemito, surat pabrik kretek Bal Tiga, mesin ketik pabrik kretek bal tiga, produk kretek klobot kuno merk Djangkar, Klapa, dan Sukun.
Ia juga menyediakan deskripsi pendukung seperti sejarah singkat kretek di Kudus hingga deskripsi setiap koleksi dan ornamen dipamerkan dalam pameran tersebut.
“Selain ada naskah deskripsinya, kami juga siapkan dua pemandu untuk menjelaskan kepada pengunjung dan mendampingi demo melinting selama pameran. Mereka juga mengenakan pakaian adat Kudus di hari pertama, dan baju kudusan di hari selanjutnya," ujarnya.
Ia mengungkapkan penataan gerai Museum Kretek diibaratkan sebagai "Pagar Kretek", karena ada pengelompokan alat linting sebagai sebuah tumpukan dan dipadupadankan dengan logo Tjap Bal Tiga merk kretek legendaris milik Nitisemito.
“Ada dua logo merk Tjap Bal Tiga kami simbolkan dengan caping kalo dan tampah bambu. Caping Kalo itu memang kami gunakan karena itu juga warisan budaya dan identitas Kudus. Untuk tampah bambu itu dulunya kerap dibuat sebagai alas pembuatan kretek. Kami juga menampilkan contoh tembakau, cengkih, dan rempah lain, yang dijadikan bahan untuk membuat rokok kretek," ujarnya menjelaskan.
Baca juga: 2.028 buruh rokok di Kudus gagal terima BLT karena beralih pekerjaan