Enam desa di Cilacap terdampak kekeringan
Cilacap (ANTARA) - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), Budi Setyawan mengatakan enam desa di wilayah itu telah terdampak kekeringan pada musim kemarau 2024.
"Hal ini diketahui dari permohonan bantuan air bersih yang kami terima sejak pertengahan Mei," katanya di Cilacap, Senin.
Ia mengatakan enam desa yang telah terdampak kekeringan itu terdiri atas Bojong dan Ujungmanik di Kecamatan Kawunganten, Cimrutu dan Rawaapu di Kecamatan Patimuan, Gintungreja di Kecamatan Gandrungmangu, dan Rawajaya di Kecamatan Bantarsari.
Menurut dia, total warga yang terdampak kekeringan pada enam desa tersebut mencapai 775 keluarga yang terdiri atas 2.888 jiwa.
"Hingga saat ini kami telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 13 tangki atau setara dengan 65.000 liter yang bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap," katanya.
Ia mengakui dalam beberapa hari terakhir terjadi hujan di sebagian wilayah Cilacap, sehingga sumur-sumur milik warga kembali terisi air. Kondisi tersebut, lanjutnya, diharapkan dapat meminimalisasi dampak krisis air bersih di wilayah rawan kekeringan.
Kendati demikian dia mengatakan BPBD Kabupaten Cilacap tetap siap menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang membutuhkan.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap telah menetapkan status Siaga Darurat Bencana Kekeringan sejak tanggal 22 Mei hingga 27 November 2024 sebagai bentuk kesiapsiagaan yang dilakukan untuk merespons dampak kekeringan di wilayah itu.
"Kami pun senantiasa mengimbau masyarakat untuk menggunakan air bersih secara bijak dan efisien," kata Budi.
Sebelumnya Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Bayu Prahara mengatakan Pemkab Cilacap telah mengalokasikan anggaran dalam APBD 2024 sekitar Rp200 juta untuk penyaluran bantuan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan pada musim kemarau.
Hal itu dilakukan, kata dia, karena berdasarkan hasil pemetaan sebanyak 105 desa pada 20 kecamatan masuk dalam kategori rawan kekeringan.
"Jika ternyata anggaran tersebut tidak mencukupi, kami akan mengajak perusahaan-perusahaan untuk ikut serta menyalurkan bantuan air bersih bagi masyarakat yang membutuhkan," kata Bayu.
Baca juga: BMKG imbau warga Cilacap waspadai dampak kekeringan meteorologis
"Hal ini diketahui dari permohonan bantuan air bersih yang kami terima sejak pertengahan Mei," katanya di Cilacap, Senin.
Ia mengatakan enam desa yang telah terdampak kekeringan itu terdiri atas Bojong dan Ujungmanik di Kecamatan Kawunganten, Cimrutu dan Rawaapu di Kecamatan Patimuan, Gintungreja di Kecamatan Gandrungmangu, dan Rawajaya di Kecamatan Bantarsari.
Menurut dia, total warga yang terdampak kekeringan pada enam desa tersebut mencapai 775 keluarga yang terdiri atas 2.888 jiwa.
"Hingga saat ini kami telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 13 tangki atau setara dengan 65.000 liter yang bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap," katanya.
Ia mengakui dalam beberapa hari terakhir terjadi hujan di sebagian wilayah Cilacap, sehingga sumur-sumur milik warga kembali terisi air. Kondisi tersebut, lanjutnya, diharapkan dapat meminimalisasi dampak krisis air bersih di wilayah rawan kekeringan.
Kendati demikian dia mengatakan BPBD Kabupaten Cilacap tetap siap menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang membutuhkan.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap telah menetapkan status Siaga Darurat Bencana Kekeringan sejak tanggal 22 Mei hingga 27 November 2024 sebagai bentuk kesiapsiagaan yang dilakukan untuk merespons dampak kekeringan di wilayah itu.
"Kami pun senantiasa mengimbau masyarakat untuk menggunakan air bersih secara bijak dan efisien," kata Budi.
Sebelumnya Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Bayu Prahara mengatakan Pemkab Cilacap telah mengalokasikan anggaran dalam APBD 2024 sekitar Rp200 juta untuk penyaluran bantuan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan pada musim kemarau.
Hal itu dilakukan, kata dia, karena berdasarkan hasil pemetaan sebanyak 105 desa pada 20 kecamatan masuk dalam kategori rawan kekeringan.
"Jika ternyata anggaran tersebut tidak mencukupi, kami akan mengajak perusahaan-perusahaan untuk ikut serta menyalurkan bantuan air bersih bagi masyarakat yang membutuhkan," kata Bayu.
Baca juga: BMKG imbau warga Cilacap waspadai dampak kekeringan meteorologis