Kudus (ANTARA) -
"Festival Kali Gelis", upaya Kudus kembangkan wisata sejarah kretek
Pemerintah Desa Langgardalem, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kembali menggelar "Festival Kali Gelis" sebagai salah satu upaya mengembangkan wisata sejarah kretek di desa setempat.
"Apalagi, sejarah industri kretek di Kabupaten Kudus diawali dari Desa Langgardalem oleh Nitisemito yang sebagian peninggalannya masih ada sampai sekarang," kata Lurah Desa Langgardalem Muhammàd Khoirul Amin di Kudus, Kamis.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat jadi kegiatan tahunan yang nantinya dapat menjadi pengembangan wisata sejarah kretek di Desa Langgardalem.
Festival kali gelis, kata dia, juga bagian dari dukungan pemerintah desa setempat untuk memperkuat sebutan "Kudus Kota Kretek".
Festival Kali Gelis dengan tema "Kretek Pulang ke Rumah #2" ini, diharapkan dapat membangun atmosfir tentang Kota Kudus dalam balutan sejarah kretek. Maka kretek menjadi pilihan yang tepat yang tidak hanya menyangkut soal industri rokok tetapi juga sudah menjadi identitas Kota Kudus yang mempengaruhi perilaku dan budaya masyarakat.
Sebagai bentuk kelanjutan kegiatan "Kretek Pulang ke Rumah 2023" yang diselenggarakan oleh Kudus Tobacco Lagacy dan Republik Tembakau Akar Roemput (RTAR) dan dalam rangka "Nguri-uri" budaya kretek di Kota Kudus, dalam penyelenggaraannya melibatkan pelaku UMKM dan komuntas hobi yang ada, serta para pemangku kepentingan penggerak ekonomi dan kebudayaan di Kudus.
Dalam Festival Kali Gelis ini akan berkolaborasi dengan komunitas Cerita Kudus Tuwa (CKT) yang akan menawarkan Tour "Kampung Juragan Kretek" yang ada di sekitar desa Langgardalem dengan mengunjungi beberapa rumah peninggalan Nitisemito salah satunya adalah omah kembar.
"Beberapa koleksi peninggalan sang Raja Kretek Nitisemito yang otentik akan dapat disaksikan," ujarnya.
Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Cukai Kudus Sandy Hendratmo menambahkan bahwa festival ini sebuah inisiatif masyarakat yang patut didukung.
"Saya berharap sinergi Bea Cukai dengan gerakan masyarakat yang murni muncul dari akar rumput ini dapat membangun penyadaran baik dari kalangan petani tembakau, industri tembakau bahkan pada konsumen produk hasil tembakau, bahwa cukai hasil tembakau adalah salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam bela negara," ujarnya.
Pada acara tersebut juga diagendakan kegiatan lain seperti lelang peninggalan Nitisemito dan barang-barang eksklusif RTAR, kunjungan rintisan perkebunan tembakau di lereng muria dan "resik-resik Sungai Gelis" sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sungai yang ada di wilayah Desa Langgardalem.