Solo (ANTARA) - Praktisi kesehatan Bidan Juniarta Utari menyebut kebiasaan ibu saat hamil bisa mempengaruhi perkembangan bayi termasuk tahap berjalan anak.
"Banyak faktor yang menjadi penyebab terlambatnya bayi berjalan, terutama pada saat kehamilan. Ketika hamil perlu kesadaran ibu karena ibu sebagai rumah untuk anak di sini bayi perlu rasa nyaman menjadi sumber nutrisi dan napas untuk anak," katanya di Solo, Jawa Tengah, Minggu.
Ia mengatakan saat dalam kandungan bisa jadi bayi kurang mendapat nutrisi secara optimal sehingga berpengaruh saat lahir.
"Tidak air susu ibu (ASI) bahkan pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI). Pemberiannya mempengaruhi pertumbuhan anak sesuai dengan usianya. Kondisi sakit juga menjadi salah satu faktor penyebab keterlambatan berjalan," katanya.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar orang tua memenuhi nutrisi yang dibutuhkan anak agar mereka bisa berjalan dengan baik.
"Berikan nutrisi pada anak sesuai dengan tekstur dan menu gizi seimbang, jangan memberikan makanan instan karena kurang nutrisi bisa membuat anak mudah sakit. Anak yang aktif membutuhkan nutrisi yang sepadan," katanya.
Selain memberikan nutrisi dan stimulasi yang baik, dikatakannya, imunisasi juga menjadi faktor penting.
"Salah satunya ada wajib dasar yakni polio sehingga anak kuat bisa melewati masa demi masa tumbuh kembang sesuai usianya dengan baik. Jika anak sakit otomatis mau menjangkau kemampuan di umur-umur tertentu akan delay, mau bertumbuh dan berkembang saja anak tersebut susah. Anak sehat itu penting," katanya.
Terkait stimulasi, dikatakannya, orang tua perlu memberikan kesempatan anak untuk latihan. Menurut dia, berjalan merupakan kemampuan yang perlu didorong dan dibantu oleh lingkungan terdekat.
"Untuk itu, bayi atau anak perlu diberi ruang yang aman. Ketika memiliki anak usia delapan bulan yang sudah mulai merangkak, berikan ruangan tidak perlu luas sekali, cukup ruangan yang tidak ada barang yang tajam, benda kecil-kecil. Jika permukaan langsung lantai berikan karpet atau matras yang empuk, karena saat bayi merambat untuk jalan dan terjatuh tidak terlalu sakit," katanya.
Sementara itu, hal tersebut juga disampaikan pada live Instagram bersama Doodle Exclusive Baby Care beberapa waktu lalu.
Ia juga menyampaikan terkait pijat bayi. Menurut dia, pijat bayi merupakan sebuah budaya yang sudah dilakukan sejak zaman dulu. Dalam banyak penelitian, pijat bayi aman dan baik untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, termasuk salah satu cara menstimulasi anak agar dapat segera berjalan.
"Karena dengan memijat anak di bagian kaki, telapak kaki, area kaki, dan jari-jarinya membantu merangsang syaraf dan kemampuan otot. Syaraf membuat koneksi di seluruh tubuh aktif. Ini juga membangun kemampuan-kemampuan lain salah satunya kemampuan berjalan," katanya.
Berita Terkait
Stafsus Menag Wibowo Prasetyo sharing bareng humas Kemenag Jateng
Rabu, 28 Agustus 2024 8:51 Wib
Praktisi : Usaha warung digital miliki potensi besar di Banyumas Raya
Kamis, 23 Mei 2024 20:10 Wib
Perhumas: PR harus cerdas dan cerdik
Selasa, 30 April 2024 21:29 Wib
Praktisi sebut pentingnya ruang ketiga di dunia pendidikan
Minggu, 25 Februari 2024 6:35 Wib
Praktisi kesehatan: Gigi susu perlu perawatan khusus
Kamis, 22 Februari 2024 15:51 Wib
Praktisi sebut pendekatan bisnis hotel wajib perhatikan kebutuhan konsumen
Kamis, 1 Februari 2024 19:20 Wib
Praktisi kesehatan sebut kasus infertilitas banyak di daerah maju
Minggu, 28 Januari 2024 15:55 Wib
Praktisi kesehatan UNS sebut imunisasi cegah serangan polio
Jumat, 12 Januari 2024 8:38 Wib