Solo (ANTARA) -
Riset Grup Geografi Terapan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengajak masyarakat Desa Sepanjang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah untuk peduli mitigasi risiko bencana.
Ketua Riset Grup Geografi Terapan LPPM UNS Surakarta Pipit Wijayanti di Solo, Kamis, mengatakan risiko kebencanaan dapat dikurangi melalui peningkatan kapasitas masyarakat.
"Peningkatan kapasitas masyarakat menjadi salah satu kunci dalam pengurangan risiko bencana," katanya.
Pada minggu lalu, pihaknya mengadakan lokakarya mitigasi bencana dengan judul "Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengurangan Risiko Bencana Longsor Lahan" di Desa Sepanjang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
Ia mengatakan tim tersebut beranggotakan sivitas akademika dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS.
Pada kesempatan tersebut, salah satu pemateri, Setya Nugraha, menyampaikan faktor-faktor terjadinya bencana longsor, seperti topografi atau kemiringan lereng, keadaan tanah atau batuan, keairan, getaran atau keseringan gempa, penggunaan lahan, dan aktivitas manusia.
Desa Sepanjang, katanya, memiliki empat faktor penyebab longsor, yakni topografi atau kemiringan lereng, keairan, penggunaan lahan, dan aktivitas manusia.
Menurut dia, pembuatan saluran air yang memotong lereng meningkatkan pembentukan bidang gelincir sehingga lama-kelamaan mengakibatkan longsor lahan.
"Selain itu, tata guna lahan menjadi salah satu cara pengurangan risiko bencana tanah longsor," katanya.
Pada kesempatan itu, masyarakat juga diminta menunjukkan wilayah-wilayah yang sering mengalami tanah bergerak.
Selain itu, dilaksanakan pembuatan early warning system (EWS) sederhana yang dipandu oleh Gentur Adi Tjahjono dan Lintang Ronggowulan.