BKKBN Jateng ajak wartawan wujudkan Indonesia Emas 2045
Solo (ANTARA) - Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih mengajak para wartawan di wilayah itu untuk turut serta dalam mewujudkan generasi muda berkualitas sesuai target Indonesia Emas Tahun 2045.
"Untuk mewujudkan hal itu, BKKBN perlu didukung oleh pemangku kepentingan lain termasuk media dan teman-teman jurnalis," kata Eka di Solo, Sabtu.
Ia sebelumnya mengikuti salah satu sesi yakni sebagai nara sumber dalam Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diselenggarakan LKBN ANTARA, Pewarta Foto Indonesia dan didukung oleh Dewan Pers, tanggal 26 - 27 Mei 2023.
Ia menambahkan, untuk stunting, Presiden Joko Widodo sudah menargetkan bahwa pada tahun 2024 angkanya sebesar 14 persen. "Ini dibutuhkan kerja bersama karena melibatkan banyak sektor mulai dari pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, serta tidak hanya dari pemerintah pusat saja melainkan hingga daerah," ujar dia.
Di Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia tahun 2022, angka stunting sudah di kisaran 20,8 persen. Angka ini mengalami penurunan dibanding survei serupa di tahun 2019 yang tercatat sebesar 27,68 persen.
"Jika dikaitkan dengan Indonesia Emas Tahun 2045, perlu disiapkan dari sekarang generasi muda untuk menghadapi momentum tersebut," kata dia menjelaskan.
Pada tahun 2045, Indonesia akan genap berusia 100 tahun alias satu abad. Di masa itu, Indonesia ditargetkan sudah menjadi negara maju dan telah sejajar dengan negara adidaya. Ia menambahkan, momentum bersejarah tersebut butuh persiapan yang matang sejak jauh-jauh hari.
"Sumber daya manusia Indonesia harus unggul, berkualitas, dan memiliki karakter sehingga harus direncanakan sejak dini," ujar Eka Sulistia. Misalnya bagi pasangan muda yang hendak menikah, mempersiapkan perencanaan dari sisi usia, fisik dan mental bagi perempuan yang hendak mengandung.
Pemerintah juga sudah melakukan sejumlah program bantuan bagi keluarga yang berpotensi rawan stunting seperti memberikan bahan pangan protein, pemeriksaan kesehatan, serta perbaikan infrastruktur yang mendukung pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Baca juga: Kepala BKKBN jadikan Wonosobo contoh penurunan stunting
"Untuk mewujudkan hal itu, BKKBN perlu didukung oleh pemangku kepentingan lain termasuk media dan teman-teman jurnalis," kata Eka di Solo, Sabtu.
Ia sebelumnya mengikuti salah satu sesi yakni sebagai nara sumber dalam Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diselenggarakan LKBN ANTARA, Pewarta Foto Indonesia dan didukung oleh Dewan Pers, tanggal 26 - 27 Mei 2023.
Ia menambahkan, untuk stunting, Presiden Joko Widodo sudah menargetkan bahwa pada tahun 2024 angkanya sebesar 14 persen. "Ini dibutuhkan kerja bersama karena melibatkan banyak sektor mulai dari pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, serta tidak hanya dari pemerintah pusat saja melainkan hingga daerah," ujar dia.
Di Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia tahun 2022, angka stunting sudah di kisaran 20,8 persen. Angka ini mengalami penurunan dibanding survei serupa di tahun 2019 yang tercatat sebesar 27,68 persen.
"Jika dikaitkan dengan Indonesia Emas Tahun 2045, perlu disiapkan dari sekarang generasi muda untuk menghadapi momentum tersebut," kata dia menjelaskan.
Pada tahun 2045, Indonesia akan genap berusia 100 tahun alias satu abad. Di masa itu, Indonesia ditargetkan sudah menjadi negara maju dan telah sejajar dengan negara adidaya. Ia menambahkan, momentum bersejarah tersebut butuh persiapan yang matang sejak jauh-jauh hari.
"Sumber daya manusia Indonesia harus unggul, berkualitas, dan memiliki karakter sehingga harus direncanakan sejak dini," ujar Eka Sulistia. Misalnya bagi pasangan muda yang hendak menikah, mempersiapkan perencanaan dari sisi usia, fisik dan mental bagi perempuan yang hendak mengandung.
Pemerintah juga sudah melakukan sejumlah program bantuan bagi keluarga yang berpotensi rawan stunting seperti memberikan bahan pangan protein, pemeriksaan kesehatan, serta perbaikan infrastruktur yang mendukung pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Baca juga: Kepala BKKBN jadikan Wonosobo contoh penurunan stunting