Jateng luncurkan Population Clock
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meluncurkan Jam Populasi atau Population Clock yang dilakukan bersamaan dengan peluncuran Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Imunisasi Kejar, di Wisma Perdamaian, Rabu (7/8).
Peluncuran tersebut dilakukan oleh Bonivasus Prasetya Ichtiarto, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI; Shinta Nana Sudjana, Pj. Ketua TP PKK Provinsi Jateng; Yunita Dyah Suminar, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng; Eka Sulistia Ediningsih, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah; beserta stakeholder terkait.
"Population Clock bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat perihal kondisi kependudukan, sehingga bisa meningkatkan kepedulian masyarakat dan pemerintah daerah terkait mengenai kependudukan," kata Bonivasus Prasetya Ichtiarto.
Bonivasus mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang telah meluncurkan Population Clock di 15 kabupaten dan kota, dengan harapan stakeholder terkait yang mendapatkan data terkait kependudukan bisa mengambil kebijakan yang tepat.
"Setidaknya dengan adanya Population Clock masyarakat bisa tahu, minimal jumlah penduduk. Setelah tahu jumlah penduduk, bisa menjadi acuan dalam merencanakan pembangunan, dan lainnya seperti terkait pendidikan dan stunting," kata Bonivasus.
Berdasarkan data dari Population Clock, lanjut Bonivasus, menjadi data di tingkat hulu, seperti saat ditemukan angka pernikahan dini yang melonjak atau tingkat kelahiran yang bertambah atau tingkat kematian bayi yang meningkat, maka data tersebut menjadi dasar untuk ditindaklanjuti.
"Memang (Population Clock,red.) belum real time, namun setidaknya bisa menjadi data yang bersifat proyeksi," kata Bonivasus.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menayangkan kondisi kependudukan atau jumlah penduduk dan kelahiran proyeksi hasil Sensus Penduduk 2020 pada 10 titik videotron pemerintah provinsi dan pemerintah kab/kota sebagai media informasi kepada masyarakat.
Peluncuran tersebut dilakukan oleh Bonivasus Prasetya Ichtiarto, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI; Shinta Nana Sudjana, Pj. Ketua TP PKK Provinsi Jateng; Yunita Dyah Suminar, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng; Eka Sulistia Ediningsih, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah; beserta stakeholder terkait.
"Population Clock bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat perihal kondisi kependudukan, sehingga bisa meningkatkan kepedulian masyarakat dan pemerintah daerah terkait mengenai kependudukan," kata Bonivasus Prasetya Ichtiarto.
Bonivasus mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang telah meluncurkan Population Clock di 15 kabupaten dan kota, dengan harapan stakeholder terkait yang mendapatkan data terkait kependudukan bisa mengambil kebijakan yang tepat.
"Setidaknya dengan adanya Population Clock masyarakat bisa tahu, minimal jumlah penduduk. Setelah tahu jumlah penduduk, bisa menjadi acuan dalam merencanakan pembangunan, dan lainnya seperti terkait pendidikan dan stunting," kata Bonivasus.
Berdasarkan data dari Population Clock, lanjut Bonivasus, menjadi data di tingkat hulu, seperti saat ditemukan angka pernikahan dini yang melonjak atau tingkat kelahiran yang bertambah atau tingkat kematian bayi yang meningkat, maka data tersebut menjadi dasar untuk ditindaklanjuti.
"Memang (Population Clock,red.) belum real time, namun setidaknya bisa menjadi data yang bersifat proyeksi," kata Bonivasus.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menayangkan kondisi kependudukan atau jumlah penduduk dan kelahiran proyeksi hasil Sensus Penduduk 2020 pada 10 titik videotron pemerintah provinsi dan pemerintah kab/kota sebagai media informasi kepada masyarakat.