Semarang (ANTARA) - Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Jawa Tengah menyebutkan bahwa saat ini terdapat anak asuh dari 1.137 keluarga risiko stunting di wilayah tersebut.
"Jateng sudah punya anak asuh 1.137 keluarga risiko stunting," kata Kepala BKKBN Perwakilan Jateng Eka Sulistia Ediningsih, saat peluncuran Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), di Semarang, Kamis.
Genting merupakan program Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) yang diluncurkan secara serentak di 32 provinsi yang memiliki kantor perwakilan BKKBN.
Peluncuran Genting dipusatkan di Karawang, Jawa Barat, yang dilakukan langsung oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, diikuti secara daring di 32 provinsi.
Eka mengatakan bahwa Genting merupakan program yang diinisiasi oleh Kemendukbangga sebagai upaya untuk mengatasi stunting dengan mengajak berbagai pemangku kepentingan terkait menjadi orang tua asuh bagi anak stunting.
Menurut dia, penanganan kasus stunting tidak bisa dilakukan sendirian, melainkan secara pentahelix, sebuah konsep kolaborasi yang melibatkan lima elemen utama, yaitu pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, dan media.
"Penduduk Indonesia ini lebih cepat memasuki bonus demografi. Bonus demografi sekarang ini akan berada di 2037 di Provinsi Jateng, tapi sayangnya masih punya kasus stunting," katanya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Jateng Ema Rachmawati menyebutkan bahwa angka stunting di Jateng masih 20,7 persen, sedangkan target seharusnya turun di bawah 14 persen.
"Masih banyak hambatan dalam penangan stunting , misalnya tidak hanya dari persoalan anaknya, tapi dari mau menikah. Masih banyak remaja wanita yang kekurangan energi kronis (KEK)," katanya.
Ia mengatakan bahwa persentase ibu menyusui di Jateng juga masih rendah, yakni berada di bawah 60 persen, padahal pemberian air susu ibu (ASI) eklusif yang merupakan bagian terpenting bagi anak baru lahir.
"Memang pemberian asi eksklusif masih rendah. Sebenarnya itu sangat penting bagi anak baru lahir hingga usia enam bulan. Termasuk juga makanan pendamping bagi bayi di atas enam bulan," katanya.
Sementara itu, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji secara daring mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi membantu pemerintah dalam penanganan stunting.
Ia menyebutkan per hari ini sudah ada 11.207 anak asuh yang didampingi 4.920 orang tua asuh dari berbagai kalangan, baik badan usaha milik negara (BUMN), NGO, akademisi, pemerintah, hingga perorangan.
Berkaitan dengan Genting, kata dia, program tersebut tidak melalui kementeriannya, melainkan langsung menghubungkan orang tua asuh kepada anak asuh yang difasilitasi oleh tim pendamping keluarga.
Peluncuran Genting di Semarang berlangsung di Kantor PT Pos Indonesia Regional Area IV yang juga dihadiri Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Jateng Teguh Imam Wibowo.
Pada kesempatan itu, dilakukan juga penandatanganan komitmen oleh sejumlah unsur, antara lain Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Dharma Wanita, dan BKKBN.
Baca juga: Dua komisioner KPU Kota Semarang keluar saat rekapitulasi suara