Wamenag pastikan pembagian kuota tambahan haji segera ditindaklanjuti
Kudus (ANTARA) - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi memastikan kuota tambahan haji sebanyak 8.000 orang segera ditindaklanjuti untuk dibagikan kepada masing-masing daerah.
"Hari ini (17/5) Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menggelar rapat kerja dengan DPR RI untuk melaporkan penggunaan kuota tambahan haji sebanyak 8.000 orang," ujarnya ditemui usai menghadiri haflah akhirussanah dan peresmian aula santri di Pondok Pesantren Al Hidayat Getassrabi, Kecamatan Gebog, Kudus, Rabu.
Kemenag sendiri sudah membuat skema usulan pembagiannya untuk masing-masing daerah di Tanah Air.
Sementara jadwal keberangkatan jamaah calon haji untuk kelompok terbang (kloter) pertama dijadwalkan 24 Mei 2023.
Untuk pelunasan biaya perjalanan ibadah haji, kata dia, ada perpanjangan kembali hingga 19 Mei 2023.
"Tetapi sebenarnya dari cadangan sudah tersedia untuk mengisi kalau suatu saat ada yang tidak bisa berangkat," ujarnya.
Terkait masih adanya perpanjangan masa pelunasan biaya perjalanan ibadah haji, Wamenag mengatakan, salah satu penyebabnya karena adanya serangan siber terhadap Bank Syariah Indonesia (BSI) serta beberapa faktor lainnya.
"Hari ini (17/5) Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menggelar rapat kerja dengan DPR RI untuk melaporkan penggunaan kuota tambahan haji sebanyak 8.000 orang," ujarnya ditemui usai menghadiri haflah akhirussanah dan peresmian aula santri di Pondok Pesantren Al Hidayat Getassrabi, Kecamatan Gebog, Kudus, Rabu.
Kemenag sendiri sudah membuat skema usulan pembagiannya untuk masing-masing daerah di Tanah Air.
Sementara jadwal keberangkatan jamaah calon haji untuk kelompok terbang (kloter) pertama dijadwalkan 24 Mei 2023.
Untuk pelunasan biaya perjalanan ibadah haji, kata dia, ada perpanjangan kembali hingga 19 Mei 2023.
"Tetapi sebenarnya dari cadangan sudah tersedia untuk mengisi kalau suatu saat ada yang tidak bisa berangkat," ujarnya.
Terkait masih adanya perpanjangan masa pelunasan biaya perjalanan ibadah haji, Wamenag mengatakan, salah satu penyebabnya karena adanya serangan siber terhadap Bank Syariah Indonesia (BSI) serta beberapa faktor lainnya.