Basarnas lanjutkan pencarian nelayan hilang di Pantai Jumiang Pamekasan
Pamekasan (ANTARA) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) melanjutkan pencarian nelayan hilang akibat tercebur ke laut saat menangkap ikan di Pamekasan, Jawa Timur, Rabu.
"Pencarian kali ini, kita lakukan di radius sekitar 5 mil laut dari Pantai Jumiang, Kecamatan Pademawu, di mana korban tercebur saat melaut dua hari lalu," kata Analis Kebencanaan Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Budi Cahyono di Pamekasan, Rabu.
Pencarian pada hari kedua ini mulai pukul 09.00 WIB dengan menggunakan perahu karet milik Basarnas dan perahu nelayan milik warga Desa Branta.
Sebagaimana pencarian saat hari pertama, pada pencarian hari kedua ini juga melibatkan tim gabungan dari unsur Basarnas, BPBD, relawan penanggulangan bencana, TNI, Polri, dan personel dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Branta, Pamekasan.
Cuaca terpantau cerah berawan dan tidak terjadi angin kencang serta ombak besar.
"Bismillah, semoga korban bisa segera ditemukan," ucap dia saat melepas tim di perairan Pantai Desa Branta, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Selasa (28/3) pagi.
Nelayan yang hilang itu bernama Jefrizal Firdausi (20), warga Dusun Gilin, Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan.
Korban diduga tercebur ke laut saat menangkap ikan di sekitar perairan Pantai Jumiang, Kecamatan Pademawu, Pamekasan pada Senin (27/3), sekitar pukul 23.00 WIB.
Korban merupakan kru penangkap ikan Kapal Motor (KM) Harapan Baru yang berangkat dari Pelabuhan Pantai Desa Branta pada Senin (27/3), sekitar pukul 15.00 WIB bersama 30 anak buah kapal (ABK) lainnya.
Kapal yang dinakhodai Muhlis selanjutnya mencari ikan di sekitar perairan Pantai Jumiang, Kecamatan Pademawu.
"Korban diketahui hilang dan diduga kecebur ke laut saat kapal sudah menuju arah pulang. Sebelumnya kejadian itu, korban masih terlihat oleh nakhoda kapal memilah ikan hasil tangkapan," kata Budi yang juga koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Pemkab Pamekasan ini.
Saat mengetahui ada ABK hilang, ia dan para ABK lainnya langsung melaporkan kejadian itu ke aparat desa setempat yang ditindaklanjuti dengan laporan kepada BPBD Kabupaten Pamekasan.
Kasus nelayan hilang asal Kabupaten Pamekasan kali ini merupakan kali kedua dalam dua tahun terakhir. Pada Desember 2022, seorang nelayan asal Desa Branta juga dilaporkan hilang setelah tercebur ke laut saat menangkap ikan di sekitar perairan Pulau Gili Genting, Kabupaten Sumenep.
Baca juga: Gelombang tinggi, nelayan Jepara pilih tak melaut
"Pencarian kali ini, kita lakukan di radius sekitar 5 mil laut dari Pantai Jumiang, Kecamatan Pademawu, di mana korban tercebur saat melaut dua hari lalu," kata Analis Kebencanaan Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Budi Cahyono di Pamekasan, Rabu.
Pencarian pada hari kedua ini mulai pukul 09.00 WIB dengan menggunakan perahu karet milik Basarnas dan perahu nelayan milik warga Desa Branta.
Sebagaimana pencarian saat hari pertama, pada pencarian hari kedua ini juga melibatkan tim gabungan dari unsur Basarnas, BPBD, relawan penanggulangan bencana, TNI, Polri, dan personel dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Branta, Pamekasan.
Cuaca terpantau cerah berawan dan tidak terjadi angin kencang serta ombak besar.
"Bismillah, semoga korban bisa segera ditemukan," ucap dia saat melepas tim di perairan Pantai Desa Branta, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Selasa (28/3) pagi.
Nelayan yang hilang itu bernama Jefrizal Firdausi (20), warga Dusun Gilin, Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan.
Korban diduga tercebur ke laut saat menangkap ikan di sekitar perairan Pantai Jumiang, Kecamatan Pademawu, Pamekasan pada Senin (27/3), sekitar pukul 23.00 WIB.
Korban merupakan kru penangkap ikan Kapal Motor (KM) Harapan Baru yang berangkat dari Pelabuhan Pantai Desa Branta pada Senin (27/3), sekitar pukul 15.00 WIB bersama 30 anak buah kapal (ABK) lainnya.
Kapal yang dinakhodai Muhlis selanjutnya mencari ikan di sekitar perairan Pantai Jumiang, Kecamatan Pademawu.
"Korban diketahui hilang dan diduga kecebur ke laut saat kapal sudah menuju arah pulang. Sebelumnya kejadian itu, korban masih terlihat oleh nakhoda kapal memilah ikan hasil tangkapan," kata Budi yang juga koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Pemkab Pamekasan ini.
Saat mengetahui ada ABK hilang, ia dan para ABK lainnya langsung melaporkan kejadian itu ke aparat desa setempat yang ditindaklanjuti dengan laporan kepada BPBD Kabupaten Pamekasan.
Kasus nelayan hilang asal Kabupaten Pamekasan kali ini merupakan kali kedua dalam dua tahun terakhir. Pada Desember 2022, seorang nelayan asal Desa Branta juga dilaporkan hilang setelah tercebur ke laut saat menangkap ikan di sekitar perairan Pulau Gili Genting, Kabupaten Sumenep.
Baca juga: Gelombang tinggi, nelayan Jepara pilih tak melaut