Kudus (ANTARA) - Sejumlah nelayan di wilayah Pantai Utara Kabupaten Jepara dan Pati, Jawa Tengah, memilih tidak melaut karena gelombang tinggi sehingga tidak aman untuk melakukan aktivitas di laut.
"Tercatat sudah sejak bulan Januari 2023 belum melaut karena cuaca laut kurang mendukung. Gelombang laut masih cukup tinggi sehingga sebagian besar nelayan memilih menghentikan aktivitas sementara," kata nelayan asal Desa Bondo, Kecamatan Bangsri, Jepara, Priyo di Jepara, Kamis.
Ketinggian gelombang di laut, kata dia, antara 1,5 meter hingga 2 meteran, sehingga tidak aman untuk melaut.
Untuk itulah, kata dia, dirinya memilih tidak melaut, demi keselamatan sambil menunggu cuaca mereda baru kembali melaut.
"Kalaupun masih ada nelayan yang nekat melaut, biasanya melaut di tepi-tepi pantai untuk mencari ikan-ikan kecil," ujarnya.
Sementara nelayan yang wilayah tangkapannya antara 8-12 mil jauhnya dari tepi pantai untuk mencari ikan tongkol dan tenggiri seperti dirinya, memilih tidak melaut karena gelombang laut di tengah terkadang cukup tinggi.
Suroto, nelayan asal Tayu, Kabupaten Jepara mengakui masih tetap melaut meskipun gelombang tinggi, namun melautnya dekat-dekat pantai.
"Jika sebelumnya bisa mencapai lebih dari 3 mil, maka saat ini memilih jarak yang dekat karena gelombang laut masih mencapai 2 meteran," ujarnya.
Hasil tangkapannya, kata dia, mulai dari ikan kalapan hingga ikan kembung yang harganya bisa mencapai Rp9.000 hingga Rp13.000 per kilogram.
Berita Terkait
Pertamina serahkan perahu pertolongan untuk nelayan Cilacap
Senin, 6 Mei 2024 16:00 Wib
Kapal nelayan terbakar di PPS Cilacap
Jumat, 26 April 2024 1:44 Wib
Bursa Cagub Jateng, nelayan Jepara pun ikut mengusulkan nama kapolda
Senin, 22 April 2024 20:34 Wib
Pemkot Semarang berikan bantuan nelayan terdampak cuaca ekstrem
Jumat, 22 Maret 2024 8:37 Wib
PLTU Batang salurkan bantuan beras kepada 200 nelayan
Kamis, 21 Maret 2024 17:04 Wib
Basarnas: Keberadaan kapal nelayan Kilat Maju Jaya-7 belum diketahui
Selasa, 19 Maret 2024 15:01 Wib
Kapal nelayan dengan 10 ABK asal Pemalang hilang kontak di Samudra Hindia
Sabtu, 16 Maret 2024 23:57 Wib
OJK edukasi keuangan ke nelayan Pekalongan cegah rentenir
Rabu, 6 Maret 2024 14:20 Wib