Kudus (ANTARA) - Potensi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) telah mendorong perkembangan industri energi baru terbarukan di Indonesia.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, potensi energi surya di Indonesia bisa mencapai 3.295 GW yang pemanfaatannya hingga saat ini masih sangat kecil yaitu 260 MWp.
Proses transisi energi di masa depan ini membutuhkan koordinasi antar pemerintahan, serta kolaborasi dengan berbagai sektor, salah satunya adalah kesiapan sumber daya manusia menghadapi perkembangan industri energi terbarukan di masa mendatang.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tengah menyiapkan sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan industri, usaha, dan penelitian.
Kurikulum perlu diubah dan opsi memilih mata pelajaran Energi Terbarukan mampu menangkap perubahan dan perkembangan EBT yang sangat pesat.
Guna mendukung upaya pemerintah dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan siap kerja di industri energi surya, Yayasan Sinar Utama Nusantara (SUN) bersama Djarum Foundation menginisiasi sebuah program edukasi berupa pelatihan Teknisi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bagi siswa SMK.
Yayasan SUN merancang modul pelatihan selama satu tahun penuh yang meliputi pertemuan tatap muka, daring, praktik, serta magang.
“Pelatihan ini kami lakukan guna menyiapkan tenaga terampil sebagai teknisi pemasangan panel surya atap yang saat ini banyak dibutuhkan. Kerja sama dengan Grup SUN ini memungkinkan guru dan siswa untuk praktek menggunakan peralatan yang sesuai dengan standar industri serta dibimbing oleh tenaga profesional yang kompeten di bidangnya,” kata Galuh Paskamagma selaku Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation.
Program pelatihan teknisi PLTS ini telah berlangsung selama satu tahun mulai dari Januari 2022 hingga Januari 2023 bertempat di SMK Wisudha Karya, Kabupaten Kudus dan telah meluluskan sebanyak 131 siswa serta dua orang guru.
Materi pelatihan mencakup teori, praktikum, dan simulasi mengenai sistem energi surya seperti pengetahuan dasar energi terbarukan, manfaat energi surya, cara kerja, cara instalasi dan pengoperasian, hingga pemeliharaan sistem PLTS.
Selain itu, untuk menunjang kegiatan pelatihan, juga telah dibangunan fasilitas rancang desain atap di dalam kelas sebagai sarana praktikum, serta sistem PLTS Atap berupa 12 kWp sehingga siswa dapat belajar mengoperasikan dan memelihara sistem PLTS secara langsung.
Lima siswa dengan nilai terbaik pada pelatihan ini memiliki kesempatan untuk Praktik Kerja atau magang di Grup SUN.
Bekerja sama dengan mitra bisnis SUN Energy dan SUNterra, siswa terjun langsung pada proyek instalasi sistem PLTS baik di skala residensial hingga komersial.
Grup SUN percaya perkembangan industri energi surya ini membutuhkan keterampilan tenaga kerja, salah satunya adalah teknisi sehingga Program Pelatihan Teknisi Energi Surya ini diharapkan mampu mewujudkan SDM unggul yang akan bermanfaat bagi lulusan SMK sehingga mampu memperoleh pekerjaan yang layak dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
“Kami berharap program ini juga dapat menjadi acuan yang menyukseskan Program SMK Pusat Keunggulan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga bisa direplikasi di SMK lainnya,” ujar Anggita Pradipta, perwakilan dari Yayasan SUN pada acara penutupan dan penyerahan sertifikat pelatihan Teknisi PLTS ini.
Kepala Sekolah SMK Wisudha Karya, Fakhrudin menyampaikan terima kasih kepada Djarum Foundation, Yayasan Sinar Utama Nuansa, serta Grup SUN yang telah melatih siswanya untuk menjadi teknisi PLTS siap kerja.
“Saya berharap dengan hadirnya program pelatihan ini, para siswa mampu menjadi tenaga kerja terampil yang dapat diserap sesuai kebutuhan industri energi surya,” katanya.