Semarang (ANTARA) - Tim peneliti dari Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (SV Undip) berhasil mengembangkan teknologi mirip kapal selam mini atau biasa disebut remotely operated vehicle (ROV) yang berguna untuk survei bawah laut.
Pencetus ide ROV Mitha Asyita Rahmawaty di Semarang, Kamis, mengatakan pembuatan alat dilatarbelakangi masih mahalnya alat kapal selam mini, padahal peralatan tersebut menjadi alat bantu penting untuk kebutuhan survei di bawah air laut.
“Karena itu jarang sekali baik dosen maupun mahasiswa menggunakan alat tersebut sebagai alat bantu survei untuk melihat kondisi di bawah air laut. Masih terasa mahal. Untuk itu kami terpanggil untuk membuat alat bantu yang terjangkau untuk mendukung penelitian dan kegiatan di laut,” kata dia.
Tim penelitian diprakarsai Mitha Asyita Rahmawaty, beranggotakan Muhammad Sawal Baital dan Fakhruddin Mangkusasmito yang bertindak melaksanakan perakitan prototipenya.
Alat yang dirancang untuk membantu kegiatan penelitian khususnya dalam bidang eksplorasi, observasi, survei, dan inspeksi di bawah air secara seketika itu, sudah diserahkan ke Sekolah Vokasi Undip agar bisa didayagunakan.
Menurut dia, seperti halnya pengalaman pada tahun 2020 bersama para mahasiswa saat melakukan tugas pengabdian di Kabupaten Jepara Jawa Tengah, untuk melakukan survei di bawah air laut, harus dengan cara manual. Dari situlah muncul ide untuk membuat alat ROV yang lebih ekonomis, sehingga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan survei terutama di daerah pesisir maritim.
"Saya meminta tolong kepada dua teman saya untuk merakit ROV ini. Kebetulan Pak Sawal ahli dalam bidang perkapalan. Untuk Pak Fakhrudin ahli dalam perakitan mesin. Dari kolaborasi inilah selama satu tahun 2021, ROV akhirnya diujicobakan dan berhasil. Setelah itu, kami serahkan kepada pihak fakultas dengan harapan dapat membantu penelitian baik dosen maupun mahasiswa untuk kegiatan survei khususnya untuk melihat kondisi di dalam air laut,” kata dia.
Mitha menjelaskan agar dapat berfungsi secara maksimal, ROV dirancang dengan spesifikasi tertentu, sehingga mampu melakukan pekerjaan teknis, seperti membawa objek tertentu dari dasar laut untuk keperluan penelitian.
Rancang bangun ROV dengan kemampuan manuver tinggi untuk membantu kegiatan di bawah air, seperti eksplorasi, observasi, survei, dan inspeksi.
ROV ke depan juga akan diintegrasikan dengan video transmitter, sehingga dapat mentransmisikan gambar dan video secara seketika.
Selain itu, diharapkan akan terus dikembangkan ke arah yang lebih baik, sehingga mampu melakukan berbagai jenis kegiatan di bawah air, termasuk membawa peralatan-peralatan tertentu yang mendukung berbagai jenis pekerjaan di bawah air.
Rancang bangun ROV, lanjut dia, ditekankan pada dua hal, yaitu mengintegrasikan kamera bawah air dengan bantuan video transmitter sehingga operator ROV yang berada pada dry-platform dapat menerima tangkapan gambar serta video secara seketika saat melakukan kegiatan bawah air dan mengintegrasikan echo sounder, sehingga ROV mampu memberikan peringatan dini tentang penghalang di depan ROV pada radius sudut 45 derajat Celsius
“Dengan pengembangan tersebut diharapkan ROV mampu menjadi peralatan atau robot standar yang digunakan dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan bawah air,” kata dosen Prodi Sarjana Terapan (D4) Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan (PTRP) SV Undip ini.
Tentang pengembangan lebih lanjut, diharapkan ROV dapat dimanfaatkan secara luas, seperti industri minyak dan gas, rekreasi dan penemuan, akuakultur, biologi kelautan, dan industri militer.
Beberapa pengujian melibatkan peran serta mahasiswa sebagai aplikasi dari PBL (Project Based Learning) dan diharapkan ke depan dapat dimanfaatkan dalam survei pemetaan, observasi kelautan, dan eksplorasi bawah laut sebagai salah satu langkah geopolitik dan geostrategis Indonesia.
“Sambil menunggu hak paten yang sudah kami ajukan, alat ini terus kami kembangkan dengan melengkapi pemasangan alat GPS dan pemantul sinyal, sehingga ke depannya alat ini semakin kompleks fungsi dan manfaatnya. Ke depan alat ini juga akan kami kerja samakan pihak lain seperti pihak swasta melalui pemasangan pipa atau kabel di bawah air laut dan lainnya,” jelasnya.
Penelitian digagas pada tahun 2021 dilatarbelakangi oleh tiga bidang keilmuan survei pertanahan, perkapalan, dan rekayasa otomasi di mana pekerjaan survei atau In-water survey (IWS) di bawah air merupakan profesi yang dilakukan oleh penyelam yang sudah disertifikasi oleh lembaga yang berwenang dan sudah cukup memiliki pengalaman bekerja sebagai penyelam untuk melakukan survei batimetri (Bathymetric surveys) atau inspeksi kapal di bawah air.