Majelis tadarus wartawan PWI Jateng khatam 23 kali
Jiwa yang tenteram akan membuat pemikiran lebih segar dalam mengawal tugas-tugas dan tanggung jawab organisasi
Semarang (ANTARA) - Wartawan, redaktur, hingga pemimpin redaksi sering kali memiliki jam kerja tak teratur. Namun, untuk urusan membaca Al Quran hingga bisa khatam lebih dari 20 kali, PWI Jawa Tengah memiliki pengalaman unik sekaligus mengesankan.
Bagaimana majelis tadarus bernama Ashabul Kahfi tersebut bisa secara teratur khatam berjamaah dalam waktu 1 pekan selama Ramadhan 2021. Sebelum Ramadhan rata-rata baru menuntaskan 30 juz dalam 2 minggu. Bisa jadi, Majelis Tadarus Ashabul Kahfi PWI Jawa Tengah ini satu-satunya di lingkungan PWI.
Berikut catatan Sekretaris PWI Jateng Setiawan Hendra Kelana yang juga ditugasi menjadi Ketua Majelis Tadarus Ashabul Kahfi PWI Jawa Tengah.
Tanggal 7 Agustus 2020 menjadi momentum keseriusan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah mewakafkan sebagian waktunya untuk khatam membaca Alquran. Malam itu, di Gedung Pers, Jalan Trilomba Juang Nomor 10 Mugassari Semarang, merupakan khotmil Quran Majelis Tadarus Quran yang beranggotakan para pengurus dan anggota PWI Jateng.
Ketua Umum Majelis Ulama (MUI) Jawa Tengah Dr KH Achmad Darodji yang secara khusus hadir, menyampaikan apresiasi dalam tausiyahnya, dilanjutkan memotong tumpeng dan memimpin doa dalam tasyakuran sederhana. Di tengah kesibukan berburu berita dan rutinitas lainnya, wartawan masih menyempatkan diri untuk membuka dan membaca secara istikamah Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Mengusung nama Ashabul Kahfi, majelis tadarus yang diinisiasi Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS ini diawali dengan pembuatan grup WhatsApp pada Jumat 17 Juli 2020. Di awal pembentukan hanya ada 13 anggota grup. Lambat laun terus berkembang hingga kini mencapai 31 anggota. Setiap anggota grup bisa setor bacaan satu hingga tiga juz.
Target 15 hari khatam pada putaran pertama, ternyata terlampaui lebih cepat. Pada Sabtu 25 Juli 2020, grup tadarus ini sudah merampungkan 30 juz dan dikhatamkan secara virtual. Sementara putaran kedua khatam pada Jumat 7 Agustus 2020 digelar selamatan secara langsung di Gedung Pers.
Tak terasa menjelang akhir Ramadan 1442 H/2021 M, Majelis Tadarus Quran Ashabul Kahfi sudah khatam 23 kali dan saat ini masuk pada putaran ke-24. Pada awal Ramadan, majelis mengawali putaran ke-21. Jika biasanya bacaan hingga khatam diselesaikan dalam waktu dua pekan, khusus Ramadan bisa dituntaskan dalam sepekan.
Sungguh, ghirah mencintai dan menjadikan Alquran bagian dari keseharian begitu terasa. Hampir sepuluh bulan sudah majelis ini terbentuk, istikamah dalam mengkhatamkan 30 juz bisa dilaksanakan dalam dua pekan. Bahkan, dalam Ramadan ini bisa khatam setiap pekan.
Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS mengatakan Majelis Tadarus Quran Ashabul Kahfi menjadi hal yang beda dibandingkan kegiatan lain dalam lingkup organisasi kewartawanan. Bacaan Alquran bisa memberikan ketentraman pada jiwa. “Jiwa yang tenteram akan membuat pemikiran lebih segar dalam mengawal tugas-tugas dan tanggung jawab organisasi,” kata dia.
Amir menyebut semangat para anggota Majelis Tadarus Quran Ashabul Kahfi begitu luar biasa. Bukan hanya dalam menyelesaikan bacaan sesuai juz yang menjadi tanggung jawabnya, namun juga meningkatkan rasa solidaritas di antara sesama.
“Meski ada yang belum begitu lancar membaca secara tartil, tidak menyurutkan semangat yang bersangkutan untuk setor bacaan satu juz tepat waktu di setiap putaran. Ini membuat kami salut pada semangat tersebut. Dan kami yakin, tidak lama lagi semuanya akan tartil dalam membaca Alquran,” papar dia.
Amir berharap tadarus dijalankan terus secara istikamah sebagai bentuk konkret membangun jiwa. Dari jiwa yang baik, selanjutnya akan lebih mudah dalam membangun raga yang baik pula.
Sekretaris PWI Jateng Setiawan Hendra Kelana menambahkan pemilihan nama Ashabul Kahfi yang diusulkan Amir Machmud tentu bukan tanpa alasan. “Saat itu Pak Amir spontan menyebut nama Ashabul Kahfi dan meminta saya untuk memimpin majelis ini. Kami yang ada di Gedung Pers langsung sepakat pada usulan nama yang sangat bagus untuk sebuah majelis,” kata dia.
Iwan, sapaan akrab Setiawan Hendra Kelana, mengatakan kisah Ashabul Kahfi (Penghuni-penghuni Gua) diabadikan dalam Alquran Surat Al Kahfi. Surat yang turun di Makkah (Makkiyah) dengan 110 ayat ini berada di pertengahan Alquran, yakni di juz 15 dan 16. Ayat pertama hingga 74 ada di juz 15, sedangkan ayat 75-110 ada di juz 16.
Surat ke-18 dalam Alquran ini juga memiliki akhiran lafal yang indah di semua ayatnya. Setiap ayat selalu diakhiri dengan harakat fathah tanwin. Ini menunjukkan tingginya nilai sastra Bahasa Arab yang tertuang dalam Alquran. Setiap ayat berakhir dengan majas yang sama.
“Semoga dengan Alquran, hidup menjadi berkah, terarah, keluarga sakinah mawadah warahmah, anak cucu saleh dan salehah, serta selamat dunia akhirat,” pungkas Iwan.
Bagaimana majelis tadarus bernama Ashabul Kahfi tersebut bisa secara teratur khatam berjamaah dalam waktu 1 pekan selama Ramadhan 2021. Sebelum Ramadhan rata-rata baru menuntaskan 30 juz dalam 2 minggu. Bisa jadi, Majelis Tadarus Ashabul Kahfi PWI Jawa Tengah ini satu-satunya di lingkungan PWI.
Berikut catatan Sekretaris PWI Jateng Setiawan Hendra Kelana yang juga ditugasi menjadi Ketua Majelis Tadarus Ashabul Kahfi PWI Jawa Tengah.
Tanggal 7 Agustus 2020 menjadi momentum keseriusan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah mewakafkan sebagian waktunya untuk khatam membaca Alquran. Malam itu, di Gedung Pers, Jalan Trilomba Juang Nomor 10 Mugassari Semarang, merupakan khotmil Quran Majelis Tadarus Quran yang beranggotakan para pengurus dan anggota PWI Jateng.
Ketua Umum Majelis Ulama (MUI) Jawa Tengah Dr KH Achmad Darodji yang secara khusus hadir, menyampaikan apresiasi dalam tausiyahnya, dilanjutkan memotong tumpeng dan memimpin doa dalam tasyakuran sederhana. Di tengah kesibukan berburu berita dan rutinitas lainnya, wartawan masih menyempatkan diri untuk membuka dan membaca secara istikamah Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Mengusung nama Ashabul Kahfi, majelis tadarus yang diinisiasi Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS ini diawali dengan pembuatan grup WhatsApp pada Jumat 17 Juli 2020. Di awal pembentukan hanya ada 13 anggota grup. Lambat laun terus berkembang hingga kini mencapai 31 anggota. Setiap anggota grup bisa setor bacaan satu hingga tiga juz.
Target 15 hari khatam pada putaran pertama, ternyata terlampaui lebih cepat. Pada Sabtu 25 Juli 2020, grup tadarus ini sudah merampungkan 30 juz dan dikhatamkan secara virtual. Sementara putaran kedua khatam pada Jumat 7 Agustus 2020 digelar selamatan secara langsung di Gedung Pers.
Tak terasa menjelang akhir Ramadan 1442 H/2021 M, Majelis Tadarus Quran Ashabul Kahfi sudah khatam 23 kali dan saat ini masuk pada putaran ke-24. Pada awal Ramadan, majelis mengawali putaran ke-21. Jika biasanya bacaan hingga khatam diselesaikan dalam waktu dua pekan, khusus Ramadan bisa dituntaskan dalam sepekan.
Sungguh, ghirah mencintai dan menjadikan Alquran bagian dari keseharian begitu terasa. Hampir sepuluh bulan sudah majelis ini terbentuk, istikamah dalam mengkhatamkan 30 juz bisa dilaksanakan dalam dua pekan. Bahkan, dalam Ramadan ini bisa khatam setiap pekan.
Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS mengatakan Majelis Tadarus Quran Ashabul Kahfi menjadi hal yang beda dibandingkan kegiatan lain dalam lingkup organisasi kewartawanan. Bacaan Alquran bisa memberikan ketentraman pada jiwa. “Jiwa yang tenteram akan membuat pemikiran lebih segar dalam mengawal tugas-tugas dan tanggung jawab organisasi,” kata dia.
Amir menyebut semangat para anggota Majelis Tadarus Quran Ashabul Kahfi begitu luar biasa. Bukan hanya dalam menyelesaikan bacaan sesuai juz yang menjadi tanggung jawabnya, namun juga meningkatkan rasa solidaritas di antara sesama.
“Meski ada yang belum begitu lancar membaca secara tartil, tidak menyurutkan semangat yang bersangkutan untuk setor bacaan satu juz tepat waktu di setiap putaran. Ini membuat kami salut pada semangat tersebut. Dan kami yakin, tidak lama lagi semuanya akan tartil dalam membaca Alquran,” papar dia.
Amir berharap tadarus dijalankan terus secara istikamah sebagai bentuk konkret membangun jiwa. Dari jiwa yang baik, selanjutnya akan lebih mudah dalam membangun raga yang baik pula.
Sekretaris PWI Jateng Setiawan Hendra Kelana menambahkan pemilihan nama Ashabul Kahfi yang diusulkan Amir Machmud tentu bukan tanpa alasan. “Saat itu Pak Amir spontan menyebut nama Ashabul Kahfi dan meminta saya untuk memimpin majelis ini. Kami yang ada di Gedung Pers langsung sepakat pada usulan nama yang sangat bagus untuk sebuah majelis,” kata dia.
Iwan, sapaan akrab Setiawan Hendra Kelana, mengatakan kisah Ashabul Kahfi (Penghuni-penghuni Gua) diabadikan dalam Alquran Surat Al Kahfi. Surat yang turun di Makkah (Makkiyah) dengan 110 ayat ini berada di pertengahan Alquran, yakni di juz 15 dan 16. Ayat pertama hingga 74 ada di juz 15, sedangkan ayat 75-110 ada di juz 16.
Surat ke-18 dalam Alquran ini juga memiliki akhiran lafal yang indah di semua ayatnya. Setiap ayat selalu diakhiri dengan harakat fathah tanwin. Ini menunjukkan tingginya nilai sastra Bahasa Arab yang tertuang dalam Alquran. Setiap ayat berakhir dengan majas yang sama.
“Semoga dengan Alquran, hidup menjadi berkah, terarah, keluarga sakinah mawadah warahmah, anak cucu saleh dan salehah, serta selamat dunia akhirat,” pungkas Iwan.