Pertamina Cilacap raih penghargaan bidang energi baru terbarukan
E-Mas Bayu dan E-Mba Mina merupakan upaya perusahaan mengatasi permasalahan dengan memanfaatkan potensi angin dan surya
Cilacap (ANTARA) - Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah, meraih penghargaan bidang pemanfaatan energi baru terbarukan pada ajang Indonesian Green Awards (IGA) 2021 untuk kategori Rekayasa Teknologi Dalam Menghemat Energi/Penggunaan Energi Baru Terbarukan.
Penghargaan untuk program Desa Mandiri Energi Mandiri Tenaga Angin dan Surya (E-Mas Bayu) serta Energi Mandiri Tambak Ikan (E-Mbak Mina) itu diserahkan oleh Ketua Tim Penilai IGA sekaligus Chairman The La Tofi School of CSR La Tofi kepada Manager CSR and SMEPP PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Dewi Sri Utami di Baliroom Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Rabu (7/4/2021) malam, yang disiarkan juga secara virtual melalui aplikasi Zoom dan kanal Youtube.
Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina RU IV Cilacap Hatim Ilwan mengatakan penghargaan tersebut semakin memantapkan kiprah Pertamina RU IV, baik dalam tanggung jawab menyuplai energi maupun mendorong masyarakat untuk berdaya dan mandiri.
"E-Mas Bayu dan E-Mba Mina merupakan upaya perusahaan mengatasi permasalahan dengan memanfaatkan potensi angin dan surya. Ini karena kebutuhan listrik merupakan kebutuhan dasar dari masyarakat," katanya.
Baca juga: Fasilitas desalinasi air dari Pertamina ringankan warga dusun terpencil di Cilacap
Menurut dia, program Desa Mandiri E-Mas Bayu dan E-Mbak Mina di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap itu ditujukan untuk memberdayakan masyarakat tertinggal melalui pemanfaatan energi baru terbarukan menuju masyarakat mandiri.
"Sasaran dari program ini adalah masyarakat sejumlah 78 keluarga kurang mampu di Dusun Bondan," katanya.
Ia mengatakan program tersebut dimulai pada 2017 dengan melakukan pemetaan sosial, bahwa terdapat wilayah yang belum teraliri listrik selama 20 tahun.
Menurut dia, Pertamina kemudian mengadakan diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD) dalam penyusunan rencana kerja bersama masyarakat dan pemangku kepentingan terkait.
"Masyarakat kami libatkan sejak awal, sehingga program tepat sasaran dan masyarakat berkomitmen menjaga keberlanjutannya. Program ini diproyeksikan selama 5 tahun dengan harapan pada tahun kelima, program ini mencapai fase kemandirian dan direplikasi ke wilayah yang lain," kata Hatim.
Baca juga: Pertamina Cilacap serahkan bantuan listrik "hybrid" (VIDEO)
Baca juga: Pertamina Cilacap raih penghargaan Public Relation Indonesia Award 2021
Baca juga: Pertamina Cilacap sosialisasikan kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat pesisir
Penghargaan untuk program Desa Mandiri Energi Mandiri Tenaga Angin dan Surya (E-Mas Bayu) serta Energi Mandiri Tambak Ikan (E-Mbak Mina) itu diserahkan oleh Ketua Tim Penilai IGA sekaligus Chairman The La Tofi School of CSR La Tofi kepada Manager CSR and SMEPP PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Dewi Sri Utami di Baliroom Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Rabu (7/4/2021) malam, yang disiarkan juga secara virtual melalui aplikasi Zoom dan kanal Youtube.
Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina RU IV Cilacap Hatim Ilwan mengatakan penghargaan tersebut semakin memantapkan kiprah Pertamina RU IV, baik dalam tanggung jawab menyuplai energi maupun mendorong masyarakat untuk berdaya dan mandiri.
"E-Mas Bayu dan E-Mba Mina merupakan upaya perusahaan mengatasi permasalahan dengan memanfaatkan potensi angin dan surya. Ini karena kebutuhan listrik merupakan kebutuhan dasar dari masyarakat," katanya.
Baca juga: Fasilitas desalinasi air dari Pertamina ringankan warga dusun terpencil di Cilacap
Menurut dia, program Desa Mandiri E-Mas Bayu dan E-Mbak Mina di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap itu ditujukan untuk memberdayakan masyarakat tertinggal melalui pemanfaatan energi baru terbarukan menuju masyarakat mandiri.
"Sasaran dari program ini adalah masyarakat sejumlah 78 keluarga kurang mampu di Dusun Bondan," katanya.
Ia mengatakan program tersebut dimulai pada 2017 dengan melakukan pemetaan sosial, bahwa terdapat wilayah yang belum teraliri listrik selama 20 tahun.
Menurut dia, Pertamina kemudian mengadakan diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD) dalam penyusunan rencana kerja bersama masyarakat dan pemangku kepentingan terkait.
"Masyarakat kami libatkan sejak awal, sehingga program tepat sasaran dan masyarakat berkomitmen menjaga keberlanjutannya. Program ini diproyeksikan selama 5 tahun dengan harapan pada tahun kelima, program ini mencapai fase kemandirian dan direplikasi ke wilayah yang lain," kata Hatim.
Baca juga: Pertamina Cilacap serahkan bantuan listrik "hybrid" (VIDEO)
Baca juga: Pertamina Cilacap raih penghargaan Public Relation Indonesia Award 2021
Baca juga: Pertamina Cilacap sosialisasikan kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat pesisir