Solo (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat lebih cerdas bermedia terutama dalam memanfaatkannya sebagai saluran informasi, edukasi, dan hiburan.
"Mesti cerdas bermedia, sepositif apa. Cerdas memilih informasi, teliti, dan cermat," katanya pada acara Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa "Cerdas Bermedia di Era Penyiaran Digital" di Pendapi Gede Balai Kota Surakarta, Senin.
Ia mengatakan jika tidak bisa memilah dan memilih informasi maka penonton bisa terjebak pada berbagai tontonan yang ditawarkan oleh media penyiaran. Meski demikian, di sisi lain masyarakat juga harus cerdas menyebarkan informasi sehingga bisa membentuk karakter anak bangsa.
Baca juga: Hilang 30 tahun, warga Magelang ditemukan lewat media sosial
Di sisi lain, dikatakannya, saat ini dimensi penyiaran digital menjadi pekerjaan rumah seluruh pihak, di mana perubahan infrastruktur menuju digital berjalan cepat.
"Kalau tidak bisa menyesuaikan pasti akan dilibas semuanya dan ini diikuti oleh berkembangnya media sosial. Kalau dari perkembangan ini sekarang individu pun bisa membuat ataupun menyaingi. Dengan media 'online', media sosial masih jadi idola maka di sana persaingan terjadi. KPI mesti melotot dan mendengar kemana-mana karena ruang menjadi lebih banyak," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua KPI Pusat Agung Suprio mengatakan tugas KPI sangat berat mengingat keberadaannya yang dianggap memberikan pengaruh yang sangat besar kepada masyarakat.
"TV punya pengaruh yang sangat besar, tidak hanya informasi yang mengandung hoaks tetapi juga tontonan lain yang menyebabkan penontonnya terpengaruh tontonan TV yang kurang baik. KPI bertugas mengawasi tontonan itu," katanya.
Ia mengatakan KPI juga bertugas membuat literasi yang dinamakan "Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa".
"Kenapa literasi, karena kami ingin membentuk penonton yang cerdas agar bisa memilah dan memilih tontonan, mana yang baik dan yang tidak agar literasi bisa mencapai tujuannya," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat saat ini memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah masyarakat bisa mendapatkan informasi dengan mudah, murah, cepat, kapanpun, dan di manapun.
"Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan adalah munculnya peredaran informasi bohong atau hoaks maupun penyalahgunaan informasi," katanya.
Ia mengatakan untuk menghadapi itu kemampuan literasi masyarakat sangat diperlukan untuk memberikan bekal ketrampilan kepada masyarakat. Selain itu agar masyarakat dapat memilah dan memilih informasi yang benar sehingga tidak mudah terpengaruh jika ada informasi tidak sesuai dengan norma yang ada.
"Dengan adanya gerakan literasi sejuta pemirsa diharapkan dapat menambah dan mengembangkan kemampuan sikap kritis masyarakat. Literasi media kepada publik harus terus digaungkan secara masif," katanya.
Baca juga: Diskominfo Jateng minta masyarakat bijak gunakan media sosial
Baca juga: Tak perlu unggah sertifikat vaksin ke media sosial
Berita Terkait
Ganjar gelar griya di Purbalingga, tamu datang dari Serang
Sabtu, 13 April 2024 14:00 Wib
Ganjar gelar griya di Tawangmangu
Kamis, 11 April 2024 14:55 Wib
Inilah pilihan Ganjar usai pilpres
Selasa, 26 Maret 2024 14:49 Wib
Saksi sebut pembobolan bank pemerintah di Semarang jadi kerugian perusahaan
Selasa, 26 Maret 2024 8:46 Wib
Pelaku pembobolan bank gunakan kredit fiktif nasabah meninggal dunia
Selasa, 26 Maret 2024 3:15 Wib
FX Rudy minta simpatisan PDIP di Solo tetap kondusif
Rabu, 14 Februari 2024 20:00 Wib
Ganjar tanyakan kembali kebenaran hitung cepat sementara Pilpres 2024
Rabu, 14 Februari 2024 17:48 Wib
Hasil suara pilpres di TPS 11 Semarang tempat Ganjar mencoblos
Rabu, 14 Februari 2024 15:10 Wib