"Dari 690 objek wisata yang terdaftar, 20 objek wisata di antaranya harus menutup usahanya karena tidak mampu beradaptasi dengan keadaan pandemi sehingga pemiliknya betul-betul terpuruk dan tidak bisa melanjutkan usahanya," kata Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Sinoeng Nugroho Rachmadi di Semarang, Kamis.
Ia mengungkapkan 20 objek wisata yang tutup itu dikelola oleh pihak swasta dan didominasi wahana bermain air.
Baca juga: Sektor pariwisata di Banyumas mulai bangkit pasca-PPKM
Menurut dia, penutupan objek wisata itu sangat disayangkan sebab bisa dilakukan penyesuaian-penyesuaian dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai hiburan baru.
"Pengelola diharapkan berinovasi dan berkreasi menyesuaikan kondisi pandemi agar tetap bisa beroperasi," ujarnya.
Beberapa objek wisata milik swasta yang tutup itu antara lain ada di wilayah Kabupaten Banyumas, Wonosobo, dan Karanganyar.
Sinoeng mengakui pandemi COVID-19 yang terjadi sejak Maret 2020 membuat banyak sektor terdampak, salah satunya adalah sektor pariwisata akibat adanya kebijakan pembatasan kegiatan maupun aktivitas masyarakat lainnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, Pemprov Jateng berupaya membangkitkan sektor pariwisata dengan membuka sebagian tempat wisata dengan penerapan protokol kesehatan ketat.
"Di Candi Borobudur dan Dataran Tinggi Dieng telah melakukan pembatasan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 30 persen dari biasanya sebagai bentuk dari penerapan prokes," katanya.
Baca juga: Objek wisata Candi Arjuna kembali dibuka
Baca juga: Bejen Fruit Garden tawarkan wisata agro Temanggung