Semarang (ANTARA) - Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) memutuskan tidak menyelenggarakan Shalat Idul Fitri 1441 Hijriah, baik untuk umum maupun internal pengurus.
"Keputusan tersebut diambil melalui rapat pimpinan hari ini (21/5), sebagai ketaatan atas Fatwa MUI Pusat, Tausiyah Dewan Pertimbangan MUI Pusat, Tausiyah MUI Jateng hingga realitas kondisi di Jateng angka penyakit virus corona (COVID-19) masih tinggi dan masih masuk kategori zona merah," kata Ketua Panitia Pengelola (PP) MAJT Kiai Noor Achmad MA didampingi Sekretaris Kiai Muhyiddin di Semarang, Kamis.
Ia berharap sekitar 30.000 umat Islam yang selama ini memadati Shalat Id di MAJT agar memahami, sekaligus disarankan untuk melaksanakan Shalat Id di rumah masing-masing secara berjemaah, yang nantinya menjadi pengalaman langka karena baru pertama kali terjadi dalam sejarah dunia.
Keputusan yang dilakukan MAJT yang merupakan masjid besar bereputasi internasional ini, kata dia, yang terbaik untuk kemaslahatan umat sekaligus ikhtiar untuk mencegah meluasnya COVID-19.
"Berdasarkan komunikasi dengan Masjid Agung Semarang dan Masjid Baiturrahman Jateng, keduanya juga sepakat tidak menyelenggarakan Shalat Id. Mudah-mudahan masjid se-Jateng juga mengikutinya karena sudah ada contoh tiga masjid tersebut," ujarnya.
Noor Achmad yang juga Sekretaris Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI ini Pusat menyampaikan, Wantim MUI Pusat juga mengeluarkan tausiyah terkait Shalat Id tertanggal 20 Mei 2020 yang ditandatangani Ketua Prof Dr HM Din Syamsuddin MA dan Sekretaris Prof Dr KH Noor Achmad MA.
Tausiyah berisi imbauan kepada umat Islam agar menyongsong Idul Fitri dengan penuh syukur dan gembira karena dapat menunaikan ibadah-ibadah Ramadhan dengan baik di tengah keprihatinan sebagai dampak pandemi COVID-19.
"Masyarakat juga diminta menaati Fatwa MUI Nomor 14/2020 tentang penyelenggaraan ibadah dalam situasi wabah COVID-19 dan pandangan para ahli kesehatan, terutama untuk memelihara diri dari bahaya wabah corona dengan cara menjaga jarak sehat secara fisik," ujarnya.
Bagi umat Islam yang berada di kawasan persebaran corona terkendali atau zona hijau dapat menunaikan Shalat Idul Fitri seperti biasa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, sedangkan yang persebaran corona tidak terkendali atau zona merah agar dilaksanakan di rumah secara berjamaah bersama keluarga.
Baca juga: Pemerintah ubah jadwal cuti bersama Idul Fitri jadi 28 hingga 31 Desember
Penentuan zona terkendali atau tidak terkendali diputuskan melalui musyawarah antara pemerintah beserta MUI atau ormas-ormas Islam.
Umat Islam juga diserukan agar di penghujung Ramadhan semakin meningkatkan ibadah dan amal sosial dengan menyegerakan zakat fitrah, infak, dan sedekah, serta zakat mal kepada mustahiq, terutama yang terkena terdampak wabah corona secara ekonomi.
Selain itu, juga dianjurkan menggemakan takbir, tahlil, dan tahmid dari rumah masing-masing dan dari masjid-masjid tanpa jamaah serta melaksanakan silaturahim Idul Fitri secara virtual dengan tetap menghayati makna Idul Fitri sebagai hari raya kesucian, kekuatan, dan kemenangan.
Baca juga: Pemerintah kembali ingatkan protokol kesehatan jelang Idul Fitri
Berita Terkait
Kota Lama Semarang salip Masjid Zayed Solo paling banyak dikunjungi wisatawan saat Lebaran
Rabu, 17 April 2024 8:06 Wib
Uskup Agung Semarang sampaikan selamat Idul Fitri di Masjid Agung Jawa Tengah
Rabu, 10 April 2024 13:23 Wib
Salat Idul Fitri di Masjid Indonesia Tokyo dihadiri 5.000 jamaah
Rabu, 10 April 2024 12:35 Wib
Ketua Baznas : Idul Fitri adalah esensi meraih fitrah
Rabu, 10 April 2024 11:24 Wib
PLN Icon Plus Regional JBT serahkan wakaf mushaf Al-Qur'an
Kamis, 4 April 2024 18:34 Wib
Pembangunan Masjid Sriwedari Solo dilanjutkan setelah Lebaran
Rabu, 3 April 2024 6:58 Wib
Gibran minta kelanjutan pembangunan Masjid Sriwedari
Senin, 1 April 2024 13:39 Wib
Masjid Sheikh Zayed edukasi pengunjung soal penggunaan air
Rabu, 27 Maret 2024 10:09 Wib