Inovator bioreaktor kapal selam Pati nomine Kalpataru Jateng
Pati (ANTARA) - Bioreaktor kapal selam sebagai sistem pengolahan limbah pertanian dan peternakan ciptaan Muhammad Sobri, warga Desa Langse, Kabupaten Pati mengantarkan dirinya menjadi salah satu nomine meraih Kalpataru tingkat Jateng.
"Tercatat ada 14 nominator peraih Kalpataru tingkat Jateng, salah satunya Muhammad Sobri, warga Desa Langse, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati Purwadi di Pati, Kamis.
Berdasarkan aturan, kata dia, untuk mengikuti ajang penghargaan Kalpataru harus diusulkan oleh dinas terkait, bukan nominatornya yang mengajukan.
Baca juga: Mapala UMK Kudus Masuk Nominasi Peraih Kalpataru
Purwadi menjelaskan bahwa Sobri nomine Kalpataru Jateng untuk kategori Pembina Lingkungan.
"Yang berhak mendapat penghargaan pada kategori ini ialah seseorang yang mampu melestarikan fungsi lingkungan hidup, kemudian juga mempunyai pengaruh dan prakarsa untuk penyadaran dan peringkatan peran masyarakat, ataupun juga mampu menemukan teknologi baru yang ramah lingkungan", katanya.
Ia menyebut pengusulan Sobri bukan tanpa alasan. Sebelumnya dia dan inovasi bioreaktor kapal selamnya sering mengharumkan nama Pati, baik tingkat Jateng maupun nasional.
Tim verifikasi penghargaan Kalpataru juga mendatangi Desa Langse dan meninjau hasil inovasi Sobri sambil menyimak paparan Sobri tentang dampak teknologi temuannya bagi lingkungan, Kamis.
Tim Verifikasi Jateng berasal dari berbagai unsur, seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Jateng, Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng, serta perwakilan lembaga swadaya masyarakat, dan akademisi di Jateng.
Bioreaktor kapal selam ciptaan Sobri mampu mengubah sampah kotoran ternak, seperti sapi, kambing, ayam, dan kelinci menjadi berbagai hal yang bermanfaat, seperti pupuk, gas metana, dan dekomposer.
Pupuk berbentuk cair dan padat, kata Sobri, selama ini bisa digunakan untuk kebutuhan 10 hektare lahan di sekitar bioreaktor, gas hasil pengolahan kotoran ternak bisa diubah menjadi berbagai energi, baik untuk listrik maupun bahan bakar traktor.
"Selain untuk penerangan di sekitar lokasi bioreaktor, gas metana itu juga bisa menghidupkan 32 lampu jalan," ujarnya.
Gas metana juga untuk memasak, bahan bakar traktor, menghidupkan pompa air dan mesin diesel dengan daya 10 ribu watt.
Produk lain yang dihasilkan bioreaktor itu, adalah dekomposer, yakni mikroba yang bisa menghancurkan sampah organik.
Baca juga: Pramuka ajak pemuda Magelang kelola lingkungan
"Tercatat ada 14 nominator peraih Kalpataru tingkat Jateng, salah satunya Muhammad Sobri, warga Desa Langse, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati Purwadi di Pati, Kamis.
Berdasarkan aturan, kata dia, untuk mengikuti ajang penghargaan Kalpataru harus diusulkan oleh dinas terkait, bukan nominatornya yang mengajukan.
Baca juga: Mapala UMK Kudus Masuk Nominasi Peraih Kalpataru
Purwadi menjelaskan bahwa Sobri nomine Kalpataru Jateng untuk kategori Pembina Lingkungan.
"Yang berhak mendapat penghargaan pada kategori ini ialah seseorang yang mampu melestarikan fungsi lingkungan hidup, kemudian juga mempunyai pengaruh dan prakarsa untuk penyadaran dan peringkatan peran masyarakat, ataupun juga mampu menemukan teknologi baru yang ramah lingkungan", katanya.
Ia menyebut pengusulan Sobri bukan tanpa alasan. Sebelumnya dia dan inovasi bioreaktor kapal selamnya sering mengharumkan nama Pati, baik tingkat Jateng maupun nasional.
Tim verifikasi penghargaan Kalpataru juga mendatangi Desa Langse dan meninjau hasil inovasi Sobri sambil menyimak paparan Sobri tentang dampak teknologi temuannya bagi lingkungan, Kamis.
Tim Verifikasi Jateng berasal dari berbagai unsur, seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Jateng, Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng, serta perwakilan lembaga swadaya masyarakat, dan akademisi di Jateng.
Bioreaktor kapal selam ciptaan Sobri mampu mengubah sampah kotoran ternak, seperti sapi, kambing, ayam, dan kelinci menjadi berbagai hal yang bermanfaat, seperti pupuk, gas metana, dan dekomposer.
Pupuk berbentuk cair dan padat, kata Sobri, selama ini bisa digunakan untuk kebutuhan 10 hektare lahan di sekitar bioreaktor, gas hasil pengolahan kotoran ternak bisa diubah menjadi berbagai energi, baik untuk listrik maupun bahan bakar traktor.
"Selain untuk penerangan di sekitar lokasi bioreaktor, gas metana itu juga bisa menghidupkan 32 lampu jalan," ujarnya.
Gas metana juga untuk memasak, bahan bakar traktor, menghidupkan pompa air dan mesin diesel dengan daya 10 ribu watt.
Produk lain yang dihasilkan bioreaktor itu, adalah dekomposer, yakni mikroba yang bisa menghancurkan sampah organik.
Baca juga: Pramuka ajak pemuda Magelang kelola lingkungan