1.120 perempuan di Kudus ikuti pelatihan wirausaha
Kudus (ANTARA) - Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menggelar pelatihan kewirausahaan yang diikuti 1.120 perempuan di daerah itu untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan usaha mereka.
"Ribuan peserta tersebut berasal dari berbagai desa di Kabupaten Kudus," kata Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus Ludful Hakim di Kudus, Jumat.
Sasarannya, kata dia, adalah kaum perempuan yang masih produktif, seperti anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) desa, kelompok binaan Program Keluarga Harapan (PKH), anggota organisasi masyarakat, serta karyawan pabrik yang sewaktu-waktu terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Untuk memudahkan pelatihan maka dari ribuan peserta pelatihan kewirausahaan tersebut dibagi menjadi 70 kelompok per desa sehingga masing-masing kelompok ada 16 peserta.
Sementara tempat pelatihannya di balai desa terdekat untuk lebih mendekatkan diri dengan peserta pelatihan, sedangkan jadwal pelaksaannya mulai bulan Maret 2019 hingga Mei 2019.
Adapun jenis keterampailan yang akan diberikan, yakni keterampilan membuat kerajinan dari bahan bambu, kerajinan dari enceng gondok, bordir, kain jala, benang wol, kain flanel, menjahit busana serta pelatihan membuat baki lamaran.
"Lamanya pelatihan tentu berbeda-beda karena disesuaikan dengan bidang keterampilan yang diminati," ujarnya.
Instruktur pelatihan, kata dia, dari berbagai instansi dan lembaga serta sudah bersertifikat sesuai dengan kejuruan masing-masing.
Materi pelatihannya, kata dia, tidak sekadar menerima materi pokok, melainkan mereka juga mendapatkan materi pelatihan motivasi berprestasi.
Hasil pelatihan masing-masing peserta, akan dipromosikan pada acara hari bebas kendaraan bermotor agar dikenal masyarakat.
"Program pelatihan kepada perempuan tidak hanya selesai begitu saja. Mereka juga dibuatkan kelompok untuk mendapatkan pembinaan lanjutan dari organisasi perangkat daerah (OPD) lain, seperti bantuan permodalan hingga pemasannya," ujarnya.
Ia berharap peserta yang sudah mendapatkan pelatihan bisa merintis usaha baru atau bekerja pada usaha-usaha industri rumahan untuk menambah penghasilan keluarga agar semakin sejahtera.
"Ribuan peserta tersebut berasal dari berbagai desa di Kabupaten Kudus," kata Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus Ludful Hakim di Kudus, Jumat.
Sasarannya, kata dia, adalah kaum perempuan yang masih produktif, seperti anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) desa, kelompok binaan Program Keluarga Harapan (PKH), anggota organisasi masyarakat, serta karyawan pabrik yang sewaktu-waktu terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Untuk memudahkan pelatihan maka dari ribuan peserta pelatihan kewirausahaan tersebut dibagi menjadi 70 kelompok per desa sehingga masing-masing kelompok ada 16 peserta.
Sementara tempat pelatihannya di balai desa terdekat untuk lebih mendekatkan diri dengan peserta pelatihan, sedangkan jadwal pelaksaannya mulai bulan Maret 2019 hingga Mei 2019.
Adapun jenis keterampailan yang akan diberikan, yakni keterampilan membuat kerajinan dari bahan bambu, kerajinan dari enceng gondok, bordir, kain jala, benang wol, kain flanel, menjahit busana serta pelatihan membuat baki lamaran.
"Lamanya pelatihan tentu berbeda-beda karena disesuaikan dengan bidang keterampilan yang diminati," ujarnya.
Instruktur pelatihan, kata dia, dari berbagai instansi dan lembaga serta sudah bersertifikat sesuai dengan kejuruan masing-masing.
Materi pelatihannya, kata dia, tidak sekadar menerima materi pokok, melainkan mereka juga mendapatkan materi pelatihan motivasi berprestasi.
Hasil pelatihan masing-masing peserta, akan dipromosikan pada acara hari bebas kendaraan bermotor agar dikenal masyarakat.
"Program pelatihan kepada perempuan tidak hanya selesai begitu saja. Mereka juga dibuatkan kelompok untuk mendapatkan pembinaan lanjutan dari organisasi perangkat daerah (OPD) lain, seperti bantuan permodalan hingga pemasannya," ujarnya.
Ia berharap peserta yang sudah mendapatkan pelatihan bisa merintis usaha baru atau bekerja pada usaha-usaha industri rumahan untuk menambah penghasilan keluarga agar semakin sejahtera.