Semarang (ANTARA) - Pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang Fitriyah menilai Partai Gerindra perlu berkoalisi dengan partai Islam atau religius dalam mengusung Sudaryono pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah 2024.
"Itu pola dulu, pengalaman dalam pilkada. Maka, potensi (calon gubernur dan wakil gubernur, red.) yang menang itu mewakili kelompok nasionalis dan kelompok religius," katanya, di Semarang, Kamis.
Menurut dia, kombinasi partai beraliran nasionalis dengan partai Islam memang biasa dipakai pada pilkada, khususnya di Jateng karena dari pengalaman pilkada-pilkada sebelumnya lebih berpeluang untuk menang.
Dengan kombinasi itu, kata dia, elektabilitas Ketua DPD Partai Gerindra Jateng itu juga bisa melejit dan mengungguli Hendrar Prihadi yang berada di urutan pertama sejumlah survei.
"Jawa Tengah ini luas, jadi tergantung yang dilakukan oleh kandidat itu. karena justru jaringan-jaringan yang di bawah itu yang mereka punya simpul-simpul untuk mengarahkan pada calon pemilih yang potensial," katanya.
Meski pendatang baru, kata dia, Sudaryono adalah sosok yang kuat dibuktikan dengan elektabilitas tinggi, seperti survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) yang menempatkannya di nomor dua setelah Hendi (Hendrar Prihadi).
"Sekarang memang banyak nama-nama yang muncul dan Mas Daryono ini, dia sepertinya lebih 'fix' dibanding (nama) yang lain (untuk maju cagub)," katanya.
Selain itu, kata dia, posisi Sudaryono yang merupakan orang terdekat dari Prabowo Subianto selaku presiden terpilih juga memiliki keuntungan tersendiri pada Pilkada Jateng 2024.
Setelah Prabowo-Gibran dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pada November mendatang, kata dia, tentu Sudaryono akan memiliki dukungan yang tinggi, dibantu dengan kepopuleran Prabowo.
"Salah satu strategi itu memang kemudian memunculkan kedekatan dengan sosok yang dianggap lebih populer. Itu strategi, dan kebetulan partai itu mengusung presiden terpilih itu kan juga mengandung nilai jual," katanya.
Koalisi, kata dia, juga terbuka peluang dengan sesama partai nasionalis, misalnya Partai Demokrat karena harus memiliki 20 persen kursi di legislatif untuk bisa mengusung calon pada pilkada.
Sementara itu, Partai Demokrat juga membuka peluang berkoalisi dengan Partai Gerindra untuk menghadapi kontestasi Pilgub Jateng 2024, sebagaimana disampaikan Ketua DPD Partai Demokrat Jateng Rinto Subekti.
Bahkan, Rinto menilai Sudaryono adalah sosok potensial untuk maju di Pilgub Jateng setelah sukses memimpin partai berlambang burung garuda itu untuk memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
"Di sini, kami berpikir bagaimana Sudaryono bisa dicalonkan, meskipun kami juga melakukan penjajakan calon internal," katanya, saat menghadiri halal bihalal di Kantor DPD Partai Gerindra Jateng.