1.000 guru ikuti pelatihan pemanfaatan platform teknologi pendidikan
Kudus (ANTARA) - Sebanyak 1.000 guru dan kepala sekolah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi pemanfaatan platform teknologi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
"Dari 1.000 orang yang mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan yang dimulai hari ini (30/4), untuk guru ada 500 orang dan kepala sekolah juga sama 500 orang dari sekolah tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD), SD, hingga SMP di Kabupaten Kudus," kata Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikpora Kudus Anggun Nugroho ditemui di sela-sela memantau pelatihan peningkatan kompetensi pemanfaatan platform teknologi pendidikan di aula SMK Wisuda Karya Kudus, Selasa.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini, kata dia, dalam rangka penguatan terhadap guru pendidik di Kabupaten Kudus untuk bisa mengoptimalkan platform yang sudah diperkenalkan sebelumnya.
Manfaatnya, imbuh dia, tentu cukup besar sekali karena satu akun bisa untuk mengakses semua platform teknologi Kemendikbudristek.
Di antaranya, ada platform Merdeka Mengajar (MM), Rapor Pendidikan, Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS), dan SIPLah.
Bahkan, imbuh dia, di platform rapor pendidikan tersebut bisa diketahui poin beberapa sekolah.
"Sehingga masing-masing sekolah bisa melihat kekurangannya di bidang apa, agar bisa ditindaklanjuti untuk dilakukan perbaikan," ujarnya.
Nantinya, imbuh dia, pemanfaatan dana biaya operasional sekolah (BOS) bisa diarahkan untuk kegiatan yang bisa meningkatkan penilaian sekolah untuk memperbaiki poin di rapor tersebut.
"Kami berharap tidak hanya guru saja yang harus dituntut bisa mengoptimalkan platform di Kemendikbudristek, tetapi kepala sekolah juga demikian harus memahami karena selama ini hanya menyerahkan kepada bagian guru yang membidangi," ujarnya.
Padahal, kata dia, perencanaan sekolah juga menjadi tanggung jawab kepala sekolah, termasuk dalam pengelolaan dana BOS. Sehingga, kepala sekolah bisa mengintervensi penggunaan BOS ketika ada hal-hal yang perlu diperbaiki.
Sementara itu, Meiliyani staf BLPT Kemendikbudristek, menambahkan bahwa pelatihan ini bakal digelar selama dua hari, yakni Selasa (30/4) dan Rabu (1/5).
Tujuan kegiatan ini, imbuh dia, untuk memperjelas lagi terkait tujuan penggunaan platform teknologi pendidikan, jenis platform yang digunakan serta tata cara penggunaannya.
Dengan adanya platform teknologi pendidikan tersebut, bertujuan untuk mendukung kegiatan pembelajaran karena guru juga dilatih membuat media pembelajaran, grafis, dan platform yang ada juga bisa membantu kegiatan administrasi.
"Bahkan, guru juga bisa menganalisis nilai dari masing-masing siswa," ujarnya.
Ia berharap, setelah mengikuti pelatihan ini, para guru atau tenaga pendidik bisa mengajak peserta didik untuk lebih menggunakan akun pembelajaran id guna mengakses platform teknologi pendidikan yang tersedia.
Baca juga: PGRI: Berikan perhatian yang sama sekolah negeri dan swasta
"Dari 1.000 orang yang mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan yang dimulai hari ini (30/4), untuk guru ada 500 orang dan kepala sekolah juga sama 500 orang dari sekolah tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD), SD, hingga SMP di Kabupaten Kudus," kata Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikpora Kudus Anggun Nugroho ditemui di sela-sela memantau pelatihan peningkatan kompetensi pemanfaatan platform teknologi pendidikan di aula SMK Wisuda Karya Kudus, Selasa.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini, kata dia, dalam rangka penguatan terhadap guru pendidik di Kabupaten Kudus untuk bisa mengoptimalkan platform yang sudah diperkenalkan sebelumnya.
Manfaatnya, imbuh dia, tentu cukup besar sekali karena satu akun bisa untuk mengakses semua platform teknologi Kemendikbudristek.
Di antaranya, ada platform Merdeka Mengajar (MM), Rapor Pendidikan, Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS), dan SIPLah.
Bahkan, imbuh dia, di platform rapor pendidikan tersebut bisa diketahui poin beberapa sekolah.
"Sehingga masing-masing sekolah bisa melihat kekurangannya di bidang apa, agar bisa ditindaklanjuti untuk dilakukan perbaikan," ujarnya.
Nantinya, imbuh dia, pemanfaatan dana biaya operasional sekolah (BOS) bisa diarahkan untuk kegiatan yang bisa meningkatkan penilaian sekolah untuk memperbaiki poin di rapor tersebut.
"Kami berharap tidak hanya guru saja yang harus dituntut bisa mengoptimalkan platform di Kemendikbudristek, tetapi kepala sekolah juga demikian harus memahami karena selama ini hanya menyerahkan kepada bagian guru yang membidangi," ujarnya.
Padahal, kata dia, perencanaan sekolah juga menjadi tanggung jawab kepala sekolah, termasuk dalam pengelolaan dana BOS. Sehingga, kepala sekolah bisa mengintervensi penggunaan BOS ketika ada hal-hal yang perlu diperbaiki.
Sementara itu, Meiliyani staf BLPT Kemendikbudristek, menambahkan bahwa pelatihan ini bakal digelar selama dua hari, yakni Selasa (30/4) dan Rabu (1/5).
Tujuan kegiatan ini, imbuh dia, untuk memperjelas lagi terkait tujuan penggunaan platform teknologi pendidikan, jenis platform yang digunakan serta tata cara penggunaannya.
Dengan adanya platform teknologi pendidikan tersebut, bertujuan untuk mendukung kegiatan pembelajaran karena guru juga dilatih membuat media pembelajaran, grafis, dan platform yang ada juga bisa membantu kegiatan administrasi.
"Bahkan, guru juga bisa menganalisis nilai dari masing-masing siswa," ujarnya.
Ia berharap, setelah mengikuti pelatihan ini, para guru atau tenaga pendidik bisa mengajak peserta didik untuk lebih menggunakan akun pembelajaran id guna mengakses platform teknologi pendidikan yang tersedia.
Baca juga: PGRI: Berikan perhatian yang sama sekolah negeri dan swasta