"Begini, pemudik bersepeda motor ini memang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus dipikirkan pemerintah pusat, provinsi, dan kota," kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, di Semarang, Rabu.
Hendi mengakui banyak para pemudik memiliki dan menggunakan sepeda motor ketimbang angkutan umum karena alasan kepraktisan, sebab mereka sekeluarga bisa langsung menuju kampung halaman dengan sepeda motor.
Persoalannya, kata dia, sepeda motor, apalagi bermuatan banyak seperti untuk mudik sangat riskan jika dipakai perjalanan jauh sehingga pengendara harus ekstra fokus dan berhati-hati.
"Sepeda motor kena angin kencang sedikit saja kan sudah goyang. Apalagi, kalau ada kejadian lalu lintas yang sampai kemudian jatuh. Kan riskan sekali," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Menurut dia, pemerintah pusat sebenarnya sudah menyiapkan mudik gratis pada Lebaran ini, termasuk menggunakan kapal dari TNI Angkatan Laut, kemudian dari beberapa badan usaha milik negara (BUMN).
"Beberapa bus sudah disiapkan, dari pemerintah daerah juga ada, beberapa BUMN juga menyiapkan. Namun, nyatanya masih kurang. Beberapa pemudik masih memiliki menggunakan sepeda motor," katanya.
Oleh karena itu, ia menyarankan para pemudik bersepeda motor untuk lebih berhati-hati dan menjaga kondisi kesehatannya, misalnya jika memang merasa mengantuk jangan dipaksakan untuk berkendara.
"Kalau ngantuk, jangan diterusin. Istirahat dulu. Apalagi, saya kemarin malam ketika di posko kesehatan Lebaran ada laporan 1-2 pemudik yang jatuh kemudian meminta pengobatan," katanya.
Ada pula pemudik yang singgah di posko kesehatan Lebaran untuk beristirahat sejenak, lanjut dia, sebab posko Lebaran memang disediakan untuk melayani pemudik sehingga semestinya dimanfaatkan.
Sejauh ini, Hendi mengatakan arus kendaraan pada masa mudik Lebaran 1439 Hijriah terpantau masih relatif lancar seiring dengan dioperasikannya jalur tol secara fungsional tahun ini.