Pemkot Semarang dukung KH Sholeh Darat jadi pahlawan nasional
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang mendukung upaya para ulama mengusulkan nama ulama besar KH Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani yang akrab disebut dengan Kiai Sholeh Darat sebagai pahlawan nasional.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Rabu, menegaskan dukungan tersebut dan juga menjadikannya sebagai nama jalan di Kota Atlas.
Usulan Kiai Sholeh Darat sebagai pahlawan nasional muncul saat Seminar Genealogi Nasionalisme Indonesia dalam Kitab KH Sholeh Darat yang digelar PCNU Kota Semarang dan Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang.
Kegiatan tersebut telah berlangsung secara hybrid di Kampus Unwahas, Sampangan, Semarang, Jumat (19/4).
Ita, sapaan akrab Hevearita menjelaskan bahwa pihaknya berencana mengganti nama ruas jalan Kiai Saleh menjadi KH Sholeh Darat.
Bahkan, ia telah menginstruksikan kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Semarang untuk membuat story telling sejarah panjang perjuangan KH Sholeh Darat yang bisa diakses secara digital lewat pemindaian barcode.
"Sudah mulai proses pengusulan nama KH Sholeh Darat menjadi pahlawan nasional. Beliau ini merupakan salah satu tokoh pergerakan agama Islam di Kota Semarang," katanya.
Sosok KH Sholeh Darat yang makamnya berada di kompleks TPU Bergota Semarang telah banyak dikenal masyarakat dan dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah.
KH Sholeh Darat dikenal sebagai guru dari para tokoh nasional, seperti Raden Ajeng (RA) Kartini, KH Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama), dan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah).
Sebutan Darat diambil dari nama kawasan ketika ulama besar tersebut saat itu tinggal di kawasan Darat, Semarang Utara.
"Kami ingin menghormati dan mengenang beliau sehingga Pemkot Semarang sesuai 'kersa' para kiai untuk mewujudkan jalan di Bendungan Randusari, Semarang Selatan menjadi Jalan KH Sholeh Darat," katanya.
Ita telah menginstruksikan ke Dishub Kota Semarang untuk memproses penggantian nama jalan KH Sholeh Darat.
"Nanti seremoni pencanangan papan nama jalannya akan dilakukan usai upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-477 Kota Semarang pada tanggal 2 Mei 2024," ujarnya.
Selain itu, ia mengusulkan pembuatan prasasti yang ada di area makam KH Sholeh Darat, yang serupa dengan building signage yang sudah ada di Kota Lama Semarang.
"Saya akan meminta Diskominfo membuat Scan Barcode (QR Code), agar pengunjung bisa tahu story telling sejarah panjang KH Sholeh Darat dengan cara digital," paparnya.
Ia berharap prasasti dengan scan barcode itu bisa diluncurkan bersamaan dengan plang nama Jalan KH Sholeh Darat.
"Dengan barcode itu, generasi muda kita bisa tahu bahwa Mbah Sholeh Darat ini bagaimana dulu berjuang, hingga menjadi guru dari para pahlawan nasional hingga beliau wafat," katanya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Rabu, menegaskan dukungan tersebut dan juga menjadikannya sebagai nama jalan di Kota Atlas.
Usulan Kiai Sholeh Darat sebagai pahlawan nasional muncul saat Seminar Genealogi Nasionalisme Indonesia dalam Kitab KH Sholeh Darat yang digelar PCNU Kota Semarang dan Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang.
Kegiatan tersebut telah berlangsung secara hybrid di Kampus Unwahas, Sampangan, Semarang, Jumat (19/4).
Ita, sapaan akrab Hevearita menjelaskan bahwa pihaknya berencana mengganti nama ruas jalan Kiai Saleh menjadi KH Sholeh Darat.
Bahkan, ia telah menginstruksikan kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Semarang untuk membuat story telling sejarah panjang perjuangan KH Sholeh Darat yang bisa diakses secara digital lewat pemindaian barcode.
"Sudah mulai proses pengusulan nama KH Sholeh Darat menjadi pahlawan nasional. Beliau ini merupakan salah satu tokoh pergerakan agama Islam di Kota Semarang," katanya.
Sosok KH Sholeh Darat yang makamnya berada di kompleks TPU Bergota Semarang telah banyak dikenal masyarakat dan dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah.
KH Sholeh Darat dikenal sebagai guru dari para tokoh nasional, seperti Raden Ajeng (RA) Kartini, KH Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama), dan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah).
Sebutan Darat diambil dari nama kawasan ketika ulama besar tersebut saat itu tinggal di kawasan Darat, Semarang Utara.
"Kami ingin menghormati dan mengenang beliau sehingga Pemkot Semarang sesuai 'kersa' para kiai untuk mewujudkan jalan di Bendungan Randusari, Semarang Selatan menjadi Jalan KH Sholeh Darat," katanya.
Ita telah menginstruksikan ke Dishub Kota Semarang untuk memproses penggantian nama jalan KH Sholeh Darat.
"Nanti seremoni pencanangan papan nama jalannya akan dilakukan usai upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-477 Kota Semarang pada tanggal 2 Mei 2024," ujarnya.
Selain itu, ia mengusulkan pembuatan prasasti yang ada di area makam KH Sholeh Darat, yang serupa dengan building signage yang sudah ada di Kota Lama Semarang.
"Saya akan meminta Diskominfo membuat Scan Barcode (QR Code), agar pengunjung bisa tahu story telling sejarah panjang KH Sholeh Darat dengan cara digital," paparnya.
Ia berharap prasasti dengan scan barcode itu bisa diluncurkan bersamaan dengan plang nama Jalan KH Sholeh Darat.
"Dengan barcode itu, generasi muda kita bisa tahu bahwa Mbah Sholeh Darat ini bagaimana dulu berjuang, hingga menjadi guru dari para pahlawan nasional hingga beliau wafat," katanya.