Semarang berikan insentif pengajar TPQ dan modin
Semarang (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kota Semarang memberikan intensif kepada ribuan tenaga pendidik keagamaan di Taman Pendidikan Alquran (TPQ) dan modin.
"Kami merasa bersyukur karena pemerintah peduli terhadap pendidikan keagamaan," kata Sekretaris Badan Koordinasi (Badko) TPQ Kota Semarang Bahrul Fawaid di Semarang, Minggu.
Hal itu diungkapkannya di sela pengajian memperingati Isra` Mi`raj Nabi Muhammad SAW di Aula Rumah Dinas Wali Kota Semarang, sekaligus penyerahan insentif.
Ia menyebutkan insentif yang diberikan merupakan periode pertama untuk Januari-Maret 2018 yang merupakan bentuk nyata kepedulian Pemkot Semarang terhadap pendidikan keagamaan.
Menurut dia, ustadz TPQ dan modin merupakan profesi yang luar biasa karena mempunyai beban menyiapkan generasi berakhlak mulia dan cinta bangsa meski tidak ada standar gajinya.
Orientasi mereka mengajar, kata dia, bukan mencari materi, tetapi karena pengabdian. Akan tetapi, semestinya mereka juga mendapatkan perhatian dari pemerintah atas kerja kerasnya.
"Umumnya, para ustadz ini mendapatkan kurang dari Rp100 ribu/bulan. Tentu saja, bantuan ini menambah semangat mereka dalam mengajar karena merasa diperhatikan," katanya.
Insentif yang diberikan kepada tenaga pendidik keagamaan nonformal masing-masing Rp200 ribu untuk 2.000 orang dan ustadz sebanyak 500 orang, kemudian modin Rp350 ribu/orang untuk 270 modin.
"Di Semarang ini tercatat ada 1.168 TPQ, 5.044 ustadz, dan 65.429 santri. Tentunya, TPQ memiliki peranan penting dalam pembangunan karena menanamkan akhlak mulia dan rasa cinta Tanah Air," katanya.
Ia berharap pemberian insentif yang rencananya diberikan selama 12 bulan itu bisa berlanjut hingga tahun-tahun ke depan untuk membantu menyejahterakan tenaga pendidik keagamaan nonformal.
"Tidak hanya bantuan atau insentif, kami berharap ada kebijakan dari semua unsur yang dapat memperkuat TPQ, sebab peran TPQ dalam menanamkan akhlak mulia terhadap anak-anak sangat penting," katanya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyampaikan komitmennya dalam mengembangkan pembangunan di Kota Semarang, termasuk nonfisik, yakni sektor pendidikan dan kesehatan.
"Insentif ini merupakan upaya Pemkot Semarang yang peduli terhadap pendidikan keagamaan. Kami menyadari pentingnya pendidikan keagamaan, terutama bagi anak-anak," kata politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu.
Bantuan tersebut, kata Hendi, sudah berjalan beberapa tahun dan setiap tahunnya mengalami peningkatan sebagai wujud komitmen Pemkot Semarang terhadap pembangunan, khususnya sektor pendidikan keagamaan.
"Kami merasa bersyukur karena pemerintah peduli terhadap pendidikan keagamaan," kata Sekretaris Badan Koordinasi (Badko) TPQ Kota Semarang Bahrul Fawaid di Semarang, Minggu.
Hal itu diungkapkannya di sela pengajian memperingati Isra` Mi`raj Nabi Muhammad SAW di Aula Rumah Dinas Wali Kota Semarang, sekaligus penyerahan insentif.
Ia menyebutkan insentif yang diberikan merupakan periode pertama untuk Januari-Maret 2018 yang merupakan bentuk nyata kepedulian Pemkot Semarang terhadap pendidikan keagamaan.
Menurut dia, ustadz TPQ dan modin merupakan profesi yang luar biasa karena mempunyai beban menyiapkan generasi berakhlak mulia dan cinta bangsa meski tidak ada standar gajinya.
Orientasi mereka mengajar, kata dia, bukan mencari materi, tetapi karena pengabdian. Akan tetapi, semestinya mereka juga mendapatkan perhatian dari pemerintah atas kerja kerasnya.
"Umumnya, para ustadz ini mendapatkan kurang dari Rp100 ribu/bulan. Tentu saja, bantuan ini menambah semangat mereka dalam mengajar karena merasa diperhatikan," katanya.
Insentif yang diberikan kepada tenaga pendidik keagamaan nonformal masing-masing Rp200 ribu untuk 2.000 orang dan ustadz sebanyak 500 orang, kemudian modin Rp350 ribu/orang untuk 270 modin.
"Di Semarang ini tercatat ada 1.168 TPQ, 5.044 ustadz, dan 65.429 santri. Tentunya, TPQ memiliki peranan penting dalam pembangunan karena menanamkan akhlak mulia dan rasa cinta Tanah Air," katanya.
Ia berharap pemberian insentif yang rencananya diberikan selama 12 bulan itu bisa berlanjut hingga tahun-tahun ke depan untuk membantu menyejahterakan tenaga pendidik keagamaan nonformal.
"Tidak hanya bantuan atau insentif, kami berharap ada kebijakan dari semua unsur yang dapat memperkuat TPQ, sebab peran TPQ dalam menanamkan akhlak mulia terhadap anak-anak sangat penting," katanya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyampaikan komitmennya dalam mengembangkan pembangunan di Kota Semarang, termasuk nonfisik, yakni sektor pendidikan dan kesehatan.
"Insentif ini merupakan upaya Pemkot Semarang yang peduli terhadap pendidikan keagamaan. Kami menyadari pentingnya pendidikan keagamaan, terutama bagi anak-anak," kata politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu.
Bantuan tersebut, kata Hendi, sudah berjalan beberapa tahun dan setiap tahunnya mengalami peningkatan sebagai wujud komitmen Pemkot Semarang terhadap pembangunan, khususnya sektor pendidikan keagamaan.