BI optimistis inflasi Purwokerto dan Cilacap sesuai target
Purwokerto, (Antaranews Jateng) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Jawa Tengah, optimistis inflasi di Purwokerto dan Cilacap masih sesuai dengan target 4,5 persen plus minus 1 persen, kata Deputi Kepala KPw BI Purwokerto Fadhil Nugroho.
"Pada bulan Desember beberapa komoditas `volatile food` diperkirakan masih akan memberikan tekanan terhadap inflasi di Purwokerto karena survei pemantauan harga hingga minggu ketiga terpantau mengalami kenaikan harga, yaitu beras, daging ayam ras, dan telur ayam ras," katanya di Purwokerto, Kamis.
Kendati demikian, dia mengatakan terdapat pula beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga seperti minyak goreng, mi kering instan, bawang merah, dan bawang putih.
Sementara pada kelompok inflasi inti dan "administered prices", kata dia, cukup banyak komoditas yang mengalami penurunan harga seperti nasi dengan lauk, gula pasir, emas perhiasan, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek.
"Dengan perkembangan tersebut inflasi di kota Purwokerto pada bulan Desember 2017 diperkirakan akan mencapai 0,4 persen sehingga secara kumulatif inflasi di Purwokerto sepanjang tahun 2017 (year on year/yoy) diperkirakan berada pada kisaran 3,73 persen hingga 4,00 persen, masih sesuai dengan target 4,5 persen plus minus 1 persen," katanya.
Berbeda dengan Purwokerto, kata dia, tekanan inflasi yang berasal dari kelompok "volatile food" di Cilacap relatif lebih tinggi.
Fadhil mengatakan hal itu disebabkan hingga minggu ketiga Desember 2017 cukup banyak komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti daging sapi, daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit, tomat sayur, dan wortel.
Dengan perkembangan tersebut, kata dia, inflasi di Cilacap pada bulan Desember diperkirakan akan mencapai 0,6 persen.
"Dengan demikian, secara tahunan, inflasi Cilacap pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 4,3 persen hingga 4,5 persen yang berarti masih berada pada kisaran target," katanya.
Sebelumnya, inflasi bulan November di Cilacap dan Purwokerto mencapai 0,39 persen sehingga merupakan angka tertinggi dari enam kota survei biaya hidup (SBH) di Jawa Tengah.
Dalam hal ini, inflasi di Cilacap sebesar 0,39 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 132,66, Purwokerto sebesar 0,39 persen dengan IHK 127,33, Kudus sebesar 0,35 persen dengan IHK 135,86, Kota Semarang sebesar 0,30 persen dengan IHK 128,26, Kota Tegal sebesar 0,28 persen dengan IHK 126,81, dan Kota Surakarta sebesar 0,15 persen dengan IHK 124,84.
"Pada bulan Desember beberapa komoditas `volatile food` diperkirakan masih akan memberikan tekanan terhadap inflasi di Purwokerto karena survei pemantauan harga hingga minggu ketiga terpantau mengalami kenaikan harga, yaitu beras, daging ayam ras, dan telur ayam ras," katanya di Purwokerto, Kamis.
Kendati demikian, dia mengatakan terdapat pula beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga seperti minyak goreng, mi kering instan, bawang merah, dan bawang putih.
Sementara pada kelompok inflasi inti dan "administered prices", kata dia, cukup banyak komoditas yang mengalami penurunan harga seperti nasi dengan lauk, gula pasir, emas perhiasan, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek.
"Dengan perkembangan tersebut inflasi di kota Purwokerto pada bulan Desember 2017 diperkirakan akan mencapai 0,4 persen sehingga secara kumulatif inflasi di Purwokerto sepanjang tahun 2017 (year on year/yoy) diperkirakan berada pada kisaran 3,73 persen hingga 4,00 persen, masih sesuai dengan target 4,5 persen plus minus 1 persen," katanya.
Berbeda dengan Purwokerto, kata dia, tekanan inflasi yang berasal dari kelompok "volatile food" di Cilacap relatif lebih tinggi.
Fadhil mengatakan hal itu disebabkan hingga minggu ketiga Desember 2017 cukup banyak komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti daging sapi, daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit, tomat sayur, dan wortel.
Dengan perkembangan tersebut, kata dia, inflasi di Cilacap pada bulan Desember diperkirakan akan mencapai 0,6 persen.
"Dengan demikian, secara tahunan, inflasi Cilacap pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 4,3 persen hingga 4,5 persen yang berarti masih berada pada kisaran target," katanya.
Sebelumnya, inflasi bulan November di Cilacap dan Purwokerto mencapai 0,39 persen sehingga merupakan angka tertinggi dari enam kota survei biaya hidup (SBH) di Jawa Tengah.
Dalam hal ini, inflasi di Cilacap sebesar 0,39 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 132,66, Purwokerto sebesar 0,39 persen dengan IHK 127,33, Kudus sebesar 0,35 persen dengan IHK 135,86, Kota Semarang sebesar 0,30 persen dengan IHK 128,26, Kota Tegal sebesar 0,28 persen dengan IHK 126,81, dan Kota Surakarta sebesar 0,15 persen dengan IHK 124,84.