Semarang, ANTARA JATENG - BKKBN Provinsi Jawa Tengah terus menekan angka kelahiran dan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kelahiran total (total fertelity rate/TFR) Jateng sebesar 2,4 anak per wanita usia subur.
"Idealnya Jateng TFR nya 2,1 atau 2,2. Kalau hasil survei tahun ini Jateng masih 2,4 dan mudah-mudahnya hasil survei yang dilakukan empat tahunan tersebut, angkanya bisa turun atau bertahan, jangan sampai naik," kata Kepala BKKBN Jateng Wagino.
Wagino menyebutkan jumlah penduduk Jateng saat ini berkisar 34 juta sampai 35 juta jiwa dan untuk satu kilometer dihuni oleh sekitar 1 juta manusia.
"Kondisi tersebut sudah sangat padat. Kalau program KB tidak berhasil, ya susah TFR untuk bisa diturunkan," katanya.
Ia mencontohkan, masih ada sebagian masyarakat yang enggan menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan suaminya merantau ke luar daerah untuk bekerja.
"Ada di Desa Gaden, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, sebanyak 58 persen para suami merantau. Akibatnya pengawasan kepada keluarga menjadi berkurang," katanya.
Apalagi, tambah Wagino, jika mereka memiliki anak remaja dan orang tua bekerja di luar daerah, maka pengawasan pengawasan yang kurang dikhawatirkan menjadi salah satu penyebab terjadinya pernikahan dini.