Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau wisatawan yang mengunjungi pantai selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewaspadai gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di perairan selatan Jabar hingga DIY.
"Jika sebelumnya tinggi gelombang 2,5-4 meter yang masuk kategori gelombang tinggi hanya berpotensi terjadi di wilayah Samudra Hindia selatan Jabar-DIY, mulai hari ini (18/12) hingga beberapa hari ke depan juga berpotensi terjadi di wilayah perairan selatan Jabar-DIY," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jateng, Rabu.
Ia mengatakan berdasarkan analisis, potensi terjadinya gelombang tinggi itu dipengaruhi oleh keberadaan bibit siklon 96W yang terpantau di Samudra Pasifik utara Halmahera bergerak ke arah barat laut, sehingga memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang.
Selain itu, kata dia, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut-timur laut dengan kecepatan angin berkisar 8-30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar 10-30 knot.
Menurut dia, kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, perairan selatan Jawa Tengah, Selat Makassar bagian selatan, Teluk Bone, Laut Sulawesi, dan Teluk Tomini.
"Pola angin yang bergerak searah dengan kecepatan tinggi berpotensi memicu peningkatan tinggi gelombang," katanya menjelaskan.
Terkait dengan kondisi tersebut, dia mengatakan pihaknya mengeluarkan peringatan gelombang tinggi di wilayah perairan selatan Jabar-DIY dan Samudra Hindia selatan Jabar-DIY yang berlaku mulai hari Rabu (18/12) hingga Sabtu (21/12), pukul 07:00 WIB, dan akan segera diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut.
Dalam hal ini, kata dia, tinggi gelombang 2,5-4 meter yang masuk kategori tinggi berpotensi terjadi di perairan selatan Sukabumi, perairan selatan Cianjur, perairan selatan Garut, perairan selatan Tasikmalaya, perairan selatan Pangandaran, perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen, perairan selatan Purworejo, dan perairan selatan Yogyakarta.
Menurut dia, gelombang tinggi juga berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Sukabumi, Samudra Hindia selatan Cianjur, Samudra Hindia selatan Garut, Samudra Hindia selatan Tasikmalaya, Samudra Hindia selatan Pangandaran, Samudra Hindia selatan Cilacap, Samudra Hindia selatan Kebumen, Samudra Hindia selatan Purworejo, dan Samudra Hindia selatan Yogyakarta.
"Kami mengimbau seluruh pengguna jasa kelautan untuk memerhatikan risiko gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran karena berdasarkan analisis, kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko terhadap perahu nelayan," katanya.
Selain itu, kata dia, kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter berisiko terhadap tongkang, sedangkan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Sementara kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter, lanjut dia, berisiko terhadap kapal berukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar.
"Kami mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi, termasuk wisatawan yang mengunjungi pantai selatan Jabar-DIY, agar tetap selalu waspada," kata Teguh.
Baca juga: BMKG: Gelombang tinggi di laut selatan Jabar-DIY pada 16-19 Desember