Hendi Minta RSUD Terapkan Sistem "Online"
Semarang, ANTARA JATENG - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRMT Wongsonegoro Kota Semarang menerapkan sistem "online" dalam pelayanan pasien sehingga masyarakat menjadi lebih nyaman.
"Saat ini, eranya kemajuan teknologi. Rumah sakit pun harus bisa mengikuti kemajuan teknologi dengan menerapkan sistem pelayanan secara `online`," katanya saat inspeksi mendadak di RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang, Selasa.
Hendi, sapaan akrab orang nomor satu di Kota Semarang itu mengatakan sistem pelayanan secara "online" bisa menghindarkan terjadinya antrean panjang yang tentunya akan membuat masyarakat yang berobat merasa lebih nyaman.
Dari pengamatannya, sistem pelayanan pasien di bagian "front" sebenarnya sudah bagus, tetapi begitu direkomendasikan ke masing-masing poli sesuai penyakit pasien, masih perlu diperbaiki sistem pelayanannya agar lebih baik.
"Ya, RS harus bisa mengikuti kemajuan teknologi, terutama pelayanannya untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat. Apalagi, sebagai badan layanan umum (BLU), RSUD ini kan juga dibebani target pendapatan daerah," katanya.
Menurut dia, pihak RSUD KRMT Wongsonegoro sudah berjanji untuk memperbaiki pelayanan, salah satunya penerapan sistem "online" di dua unit pada akhir bulan ini, yakni Ruang Gatotkaca dan instalasi gawat darurat (IGD).
Sementara itu, Direktur Umum dan Keuangan RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang Sutrisno mengaku sudah merencanakan penerapan sistem "online" untuk pelayanan pasien sehingga lebih mudah dan nyaman dalam berobat.
"Untuk antrean, nanti tinggal pencet tombol di layar, kemudian menuju poli masing-masing yang direkomendasikan sesuai penyakitnya," katanya.
Diakuinya, sistem "online" itu tengah dirancang dan ditargetkan pada akhir tahun ini bisa direalisasikan.
"Kami juga masih belajar pada RS di Jakarta yang sudah menerapkannya. Ya, kami baru rancang dan targetnya akhir tahun ini terealisasi," katanya.
Berkaitan dengan penerapan sistem pelayanan "online", ia mengatakan sebenarnya nanti kendalanya pada kriteria pasien jaminan asuransi, seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dengan pasien umum yang membayar sendiri.
"Pasien yang dijamin asuransi harus ada verifikasi data dulu karena dikhawatirkan persyaratannya tidak terpenuhi sehingga klaimnya tidak bisa terbayar. Kami akan koordinasi dengan pihak penjamin asuransi, seperti BPJS Kesehatan dan lainnya," pungkasnya.
"Saat ini, eranya kemajuan teknologi. Rumah sakit pun harus bisa mengikuti kemajuan teknologi dengan menerapkan sistem pelayanan secara `online`," katanya saat inspeksi mendadak di RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang, Selasa.
Hendi, sapaan akrab orang nomor satu di Kota Semarang itu mengatakan sistem pelayanan secara "online" bisa menghindarkan terjadinya antrean panjang yang tentunya akan membuat masyarakat yang berobat merasa lebih nyaman.
Dari pengamatannya, sistem pelayanan pasien di bagian "front" sebenarnya sudah bagus, tetapi begitu direkomendasikan ke masing-masing poli sesuai penyakit pasien, masih perlu diperbaiki sistem pelayanannya agar lebih baik.
"Ya, RS harus bisa mengikuti kemajuan teknologi, terutama pelayanannya untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat. Apalagi, sebagai badan layanan umum (BLU), RSUD ini kan juga dibebani target pendapatan daerah," katanya.
Menurut dia, pihak RSUD KRMT Wongsonegoro sudah berjanji untuk memperbaiki pelayanan, salah satunya penerapan sistem "online" di dua unit pada akhir bulan ini, yakni Ruang Gatotkaca dan instalasi gawat darurat (IGD).
Sementara itu, Direktur Umum dan Keuangan RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang Sutrisno mengaku sudah merencanakan penerapan sistem "online" untuk pelayanan pasien sehingga lebih mudah dan nyaman dalam berobat.
"Untuk antrean, nanti tinggal pencet tombol di layar, kemudian menuju poli masing-masing yang direkomendasikan sesuai penyakitnya," katanya.
Diakuinya, sistem "online" itu tengah dirancang dan ditargetkan pada akhir tahun ini bisa direalisasikan.
"Kami juga masih belajar pada RS di Jakarta yang sudah menerapkannya. Ya, kami baru rancang dan targetnya akhir tahun ini terealisasi," katanya.
Berkaitan dengan penerapan sistem pelayanan "online", ia mengatakan sebenarnya nanti kendalanya pada kriteria pasien jaminan asuransi, seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dengan pasien umum yang membayar sendiri.
"Pasien yang dijamin asuransi harus ada verifikasi data dulu karena dikhawatirkan persyaratannya tidak terpenuhi sehingga klaimnya tidak bisa terbayar. Kami akan koordinasi dengan pihak penjamin asuransi, seperti BPJS Kesehatan dan lainnya," pungkasnya.