Menteri Desa Resmikan Pasar Kawasan Perdesaan Cilacap
Cilacap, ANTARA JATENG - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Eko Putro Sandjojo meresmikan pasar kawasan perdesaan di Desa Widarapayung Wetan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Minggu.
Saat ditemui wartawan usai peresmian, Menteri Eko mengharapkan pasar tersebut dapat menjadi stimulus untuk membangkitkan ekonomi desa.
"Pasar yang diberikan oleh Kementerian Desa kemudian dikelola oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) sehingga BUMDes-nya bisa besar," katanya.
Menurut dia, keuntungan yang diperoleh BUMDes dari pasar selanjutnya dapat digunakan untuk mengelola usaha lain.
Dia mengatakan bantuan pasar dari Kementerian Desa PDTT merupakan afirmasi untuk daerah tertinggal.
"Pasar itu nanti yang memberikan banyak adalah Kementerian Perdagangan. Karena ini masuk daerah tertinggal, maka kami melakukan afirmasi, sifatnya stimulus," katanya menjelaskan.
Lebih lanjut, Menteri mengatakan dalam Undang-Undang Desa ada program untuk afirmasi daerah-daerah tertinggal dan ada yang dari Dana Desa.
"Dana Desa beberapa tahun terakhir ini hanya dipakai untuk pembangunan infrastruktur dasar karena memang banyak desa yang infrastruktur dasarnya belum ada, kelihatannya cukup berhasil. Tahun lalu, lebih dari 6.000 kilometer jalan itu dibangun oleh desa-desa di seluruh Indonesia. Itu belum pernah ada dalam sejarah Indonsia," katanya.
Selain itu, kata dia, Dana Desa juga merupakan program desa yang terbesar di dunia karena melalui dana tersebut juga dibangun lebih dari 15.000 pondok bersalin desa (polindes), 40.000 sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK), gedung pendidikan anak usia dini (PAUD), dan sebagainya.
Ia mengatakan pemerintah pusat melihat hal itu bagus karena dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.
"Jadi, dari survei kami di 5.000 desa itu target RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) sampai tahun 2015 kalau survei itu bisa mewakili 70.000 desa itu sudah tercapai. Mungkin waktu RPJM itu dibentuk belum memasukkan Dana Desa," katanya.
Akan tetapi sekarang, kata dia, sudah ada Dana Desa dan program-program afirmasi.
Kendati demikian, dia mengakui jika masih banyak pertumbuhan ekonomi desa-desa yang belum terlalu berkembang dan pendapatan masyarakatnya juga belum berkembang.
"Makanya tahun ini pemerintah pusat memberikan empat program unggulan yang intinya membuat akselerasi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat desa," katanya.
Dia mengatakan empat program itu terdiri atas Prokades atau Program Unggulan Kawasan Perdesaan, pembangunan embung, pembentukan BUMDes, dan peningkatan sarana olahraga di setiap desa.
Usai meresmikan pasar, Menteri Eko berkesempatan berdialog dengan sejumlah warga di sebuah warung kopi belakang pasar.
Pasar kawasan perdesaan yang diresmikan Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo memiliki luas bangunan 200 meter persegi.
Pasar yang mulai dibangun pada bulan November 2016 dan selesai akhir bulan Desember 2016 dengan dana sekitar Rp1,1 miliar itu dilengkapi delapan kios dan tiga los yang mampu menampung 15 pedagang.
"Biaya sewa yang harus dibayar oleh pedagang akan dibicarakan dulu dalam rapat BUMDes," kata Sekretaris Desa Widarapayung Rasno.
Ia mengharapkan ke depan, Pasar Wringin yang bersebelahan dengan pasar milik BUMDes direnovasi dan digabungkan sehingga nantinya bisa beroperasi setiap hari karena selama ini hanya buka setiap Wage dan Legi.
Selain itu, kata dia, pihaknya berharap pasar tersebut dilengkapi dengan pasar hewan.
Menurut dia, hal itu disebabkan warga di wilayah Cilacap bagian timur selama ini harus ke Sokaraja atau Gombong ketika hendak menjual ternaknya karena pasar hewan di Kroya telah tutup.
Saat ditemui wartawan usai peresmian, Menteri Eko mengharapkan pasar tersebut dapat menjadi stimulus untuk membangkitkan ekonomi desa.
"Pasar yang diberikan oleh Kementerian Desa kemudian dikelola oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) sehingga BUMDes-nya bisa besar," katanya.
Menurut dia, keuntungan yang diperoleh BUMDes dari pasar selanjutnya dapat digunakan untuk mengelola usaha lain.
Dia mengatakan bantuan pasar dari Kementerian Desa PDTT merupakan afirmasi untuk daerah tertinggal.
"Pasar itu nanti yang memberikan banyak adalah Kementerian Perdagangan. Karena ini masuk daerah tertinggal, maka kami melakukan afirmasi, sifatnya stimulus," katanya menjelaskan.
Lebih lanjut, Menteri mengatakan dalam Undang-Undang Desa ada program untuk afirmasi daerah-daerah tertinggal dan ada yang dari Dana Desa.
"Dana Desa beberapa tahun terakhir ini hanya dipakai untuk pembangunan infrastruktur dasar karena memang banyak desa yang infrastruktur dasarnya belum ada, kelihatannya cukup berhasil. Tahun lalu, lebih dari 6.000 kilometer jalan itu dibangun oleh desa-desa di seluruh Indonesia. Itu belum pernah ada dalam sejarah Indonsia," katanya.
Selain itu, kata dia, Dana Desa juga merupakan program desa yang terbesar di dunia karena melalui dana tersebut juga dibangun lebih dari 15.000 pondok bersalin desa (polindes), 40.000 sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK), gedung pendidikan anak usia dini (PAUD), dan sebagainya.
Ia mengatakan pemerintah pusat melihat hal itu bagus karena dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.
"Jadi, dari survei kami di 5.000 desa itu target RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) sampai tahun 2015 kalau survei itu bisa mewakili 70.000 desa itu sudah tercapai. Mungkin waktu RPJM itu dibentuk belum memasukkan Dana Desa," katanya.
Akan tetapi sekarang, kata dia, sudah ada Dana Desa dan program-program afirmasi.
Kendati demikian, dia mengakui jika masih banyak pertumbuhan ekonomi desa-desa yang belum terlalu berkembang dan pendapatan masyarakatnya juga belum berkembang.
"Makanya tahun ini pemerintah pusat memberikan empat program unggulan yang intinya membuat akselerasi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat desa," katanya.
Dia mengatakan empat program itu terdiri atas Prokades atau Program Unggulan Kawasan Perdesaan, pembangunan embung, pembentukan BUMDes, dan peningkatan sarana olahraga di setiap desa.
Usai meresmikan pasar, Menteri Eko berkesempatan berdialog dengan sejumlah warga di sebuah warung kopi belakang pasar.
Pasar kawasan perdesaan yang diresmikan Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo memiliki luas bangunan 200 meter persegi.
Pasar yang mulai dibangun pada bulan November 2016 dan selesai akhir bulan Desember 2016 dengan dana sekitar Rp1,1 miliar itu dilengkapi delapan kios dan tiga los yang mampu menampung 15 pedagang.
"Biaya sewa yang harus dibayar oleh pedagang akan dibicarakan dulu dalam rapat BUMDes," kata Sekretaris Desa Widarapayung Rasno.
Ia mengharapkan ke depan, Pasar Wringin yang bersebelahan dengan pasar milik BUMDes direnovasi dan digabungkan sehingga nantinya bisa beroperasi setiap hari karena selama ini hanya buka setiap Wage dan Legi.
Selain itu, kata dia, pihaknya berharap pasar tersebut dilengkapi dengan pasar hewan.
Menurut dia, hal itu disebabkan warga di wilayah Cilacap bagian timur selama ini harus ke Sokaraja atau Gombong ketika hendak menjual ternaknya karena pasar hewan di Kroya telah tutup.