Kerusuhan Penjara Antargeng Narkoba di Brasil Akibatkan 60 Orang Tewas
Brasilia, Antara Jateng - Sekitar 60 orang tewas dalam kerusuhan penjara berdarah di kota hutan Amazon, Manaus, yang dipicu persaingan antargeng narkoba, kata para pejabat, Senin, dalam kekerasan terburuk dalam lebih dari dua dekade di sistem penjara yang penuh sesak Brasil.
Kepala keamanan untuk negara bagian Amazonas, Sergio Fontes, mengatakan pada konferensi pers bahwa jumlah korban meninggal bisa meningkat ketika otoritas mendapatkan data jelas tentang skala kerusuhan tersebut.
Fontes mengatakan kepada wartawan bahwa beberapa orang mati dengan anggota tubuh terpisah, dilemparkan ke atas dinding penjara,dan bahwa sebagian besar dari mereka yang tewas berasal dari satu geng.
"Ini adalah bab lain dalam perang terselubung dan kejam perdagangan narkoba," katanya.
Pedro Florencio, sekretaris penjara negara Amazon, mengatakan bahwa pembantaian itu adalah pembunuhan balas dendam" yang merupakan bagian dari perseteruan antara geng-geng kriminal yang sedang berlangsung di Brasil.
Kerusuhan dimulai Minggu malam dan baru bisa dikendalikan sekitar pukul 07:00 AMT (06:00 ET) pada Senin, kata Fontes. Pihak berwenang masih menghitung napi untuk memastikan berapa yang melarikan diri, dan berdasarkan laporan sementara ada 300 tahanan melarikan diri.
Sama seperti kerusuhan pada satu unit kompleks penjara Anisio Jobim, puluhan tahanan di unit kedua melarikan diri secara massal dalam apa yang disebut pihak berwenang sebagai upaya yang terkoordinasi untuk mengalihkan perhatian penjaga.
Penjara yang kelebihan kapasitas sangat umum di Brasil, sehingga banyak tahanan tidak punya ruang untuk berbaring dan makanan terbatas.
Kompleks penjara Anisio Jobim sekarang dihuni 2.230 narapidana walaupun kapasitas normalnya hanya 590 orang, Reuters melaporkan.
Menteri Kehakiman Brasil, Alexandre de Moraes, terbang ke Manaus untuk bertemu dengan pejabat setempat, menurut AFP.
Pada bulan Oktober, kerusuhan mematikan meletus di tiga penjara yang diduga dipicu pertikaian antara anggota dua geng terbesar di negara itu, PCC dan Red Command (CV).
Kepala keamanan untuk negara bagian Amazonas, Sergio Fontes, mengatakan pada konferensi pers bahwa jumlah korban meninggal bisa meningkat ketika otoritas mendapatkan data jelas tentang skala kerusuhan tersebut.
Fontes mengatakan kepada wartawan bahwa beberapa orang mati dengan anggota tubuh terpisah, dilemparkan ke atas dinding penjara,dan bahwa sebagian besar dari mereka yang tewas berasal dari satu geng.
"Ini adalah bab lain dalam perang terselubung dan kejam perdagangan narkoba," katanya.
Pedro Florencio, sekretaris penjara negara Amazon, mengatakan bahwa pembantaian itu adalah pembunuhan balas dendam" yang merupakan bagian dari perseteruan antara geng-geng kriminal yang sedang berlangsung di Brasil.
Kerusuhan dimulai Minggu malam dan baru bisa dikendalikan sekitar pukul 07:00 AMT (06:00 ET) pada Senin, kata Fontes. Pihak berwenang masih menghitung napi untuk memastikan berapa yang melarikan diri, dan berdasarkan laporan sementara ada 300 tahanan melarikan diri.
Sama seperti kerusuhan pada satu unit kompleks penjara Anisio Jobim, puluhan tahanan di unit kedua melarikan diri secara massal dalam apa yang disebut pihak berwenang sebagai upaya yang terkoordinasi untuk mengalihkan perhatian penjaga.
Penjara yang kelebihan kapasitas sangat umum di Brasil, sehingga banyak tahanan tidak punya ruang untuk berbaring dan makanan terbatas.
Kompleks penjara Anisio Jobim sekarang dihuni 2.230 narapidana walaupun kapasitas normalnya hanya 590 orang, Reuters melaporkan.
Menteri Kehakiman Brasil, Alexandre de Moraes, terbang ke Manaus untuk bertemu dengan pejabat setempat, menurut AFP.
Pada bulan Oktober, kerusuhan mematikan meletus di tiga penjara yang diduga dipicu pertikaian antara anggota dua geng terbesar di negara itu, PCC dan Red Command (CV).